Page 132 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 132

•  Mengakui pencapaian dan sampaikan di depan kelas sehingga mereka dapat
                         menghargai dan berbagi motivasi dalam diri siswa.
                       •  Dorong ekspresi verbal perasaan.
                       •  Akhiri pelajaran dengan waktu relaksasi singkat.
                       •  Interaksi dengan Siswa Berkebutuhan Khusus.
                       •  Berlaku alami, relaks, dan menjadi diri sendiri.
                       •  Bersikaplah sopan, tidak merendahkan. Bicaralah seperti yang dilakukan kepada
                         siswa mana pun sampai. Lebih baik “Berbicara yang bersifat positif” kepada
                         seseorang daripada “Berbicara yang bersifat negatif”.
                       •  Bicaralah dengan siswa bukan kepada orang tua atau guru pendamping.
                       •  Boleh-boleh saja menggunakan frasa seperti “Saya harus lari” sekarang kepada
                         siswa yang berkursi roda atau “Saya melihat” kepada siswa yang buta.
                       •  Hindari pertanyaan sederhana ya/tidak. Mereka membuat percakapan
                         membosankan dan sepihak untuk siapa pun! Sebaliknya, tanyakan tentang
                         keluarga, teman, dan aktivitas. Jangan tanya, “Apakah kamu menikmati sirkus?”
                         melainkan, “Apa yang kalian lihat di Sirkus?” dan “Ceritakan tentang gajah”.
                       •  Bersikaplah penuh perhatian dan sabar terhadap waktu tambahan yang mungkin
                         diperlukan siswa untuk menanggapi atau menyelesaikan tugas.
                       •  Tawarkan bantuan, tapi tunggu sampai diterima sebelum membantu.
                       •  Berhati-hatilah agar tidak terlalu protektif. Jangan biarkan peserta didik lain
                         bersikap terlalu protektif.
                       •  Seorang siswa penyandang disabilitas dapat berperilaku buruk seperti siswa
                         lainnya. Jangan biarkan menjadi terlalu toleran sehingga membiarkan perilaku
                         yang jelas-jelas tidak dapat diterima.
                       •  Jalin kontak mata. Ini mungkin berarti merasa tertunduk, berlutut, atau bergerak
                         ke satu sisi (jika siswa tidak dapat melihat lurus ke depan). Hindari berdiri di
                         belakang kursi roda dan berbicara. Banyak siswa mengandalkan isyarat wajah,
                         gerak tubuh, dan pendengaran yang jelas untuk memahami semua yang guru
                         katakan.
                       •  Jaga agar percakapan tentang kursi roda siswa seminimal mungkin, bukan
                         karena menghina (bukan), tetapi karena perubahan itulah yang dibicarakan
                         semua orang (misalnya, “Saya harap saya punya satu. Seberapa cepat lajunya?
                         Boleh saya kendarai? Berapa lama baterainya bertahan“) Sedikit bicara di kursi
                         roda tidak masalah, tetapi pindahlah ke topik lain yang lebih menarik bagi siswa.
                       •  Jangan pindahkan kursi roda siswa atau perangkat mobilitas lain ke luar
                         jangkauan tanpa izinnya
                    3. Subluksasi atlantoaxial
                      Sejumlah siswa dengan Down Syndrome memiliki kondisi yang disebut Atlantoaxial
                      Subluxation,  suatu ketidaksesuaian pada vertebra serviks di leher. Karena
                      kemungkinan cedera serius, penderita Atlantoaxial Subluxation           tidak boleh
                      berpartisipasi dalam aktivitas apa pun yang memberi tekanan pada otot kepala
                      dan leher. Siswa down syndrome dengan Atlantoaxial Subluxation tidak boleh terlibat



                           Buku Panduan Guru
                   126        Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137