Page 148 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 148

yang Anda amati harus berhasil 80 persen dari waktu. Gambar 11.1
                            memberikan contoh lembar observasi yang dapat digunakan untuk menilai
                            k    K
                            isyar          keter        keter

                            tersebut. Misalnya, kapan menonton peserta didik melempar, kita akan
                            melihat apakah elemen kritis digunakan, bukan jika bola mengenai target.
                            Dalam situasi di mana tugas terlalu sulit atau terlalu mudah, atau tidak
                            dinyatakan dengan jelas, siswa paling sering mengarang tugas mereka sendiri.
                            Peserta didik kecil jarang mendatangi guru dan berkata, “Guru, tugasnya
                            terlalu berat”, atau “Guru, saya tidak mengerti.”

                      Ketika peserta didik “tidak  mengerjakan tugas,” tanggapan pertama kita seharusnya
                      bertanya, “Apa tugasnya?”

                                                                              -Alfie Kohn (196, hal.19)-


                        3.  Peserta didik belum belajar mengerjakan tugas. Jika demikian, guru perlu
                            mempraktikkan perilaku yang sesuai di kelas PJOK. Tidak mungkin untuk
                            mengajar tanpa terlebih dahulu mengatur. Waktu yang dihabiskan untuk
                            manajemen sangat berharga nanti ketika kelas Anda berjalan lancar. Jika
                            Guru tidak menghabiskan waktu untuk manajemen lebih awal, Anda akan
                            mendapati diri Anda mengelola secara konstan nanti. Seperti pepatah lama
                            mengatakan, “Satu ons pencegahan bernilai satu pon penyembuhan.”

                          Kenyataan dalam mengajar, sayangnya, sering kali sebuah kelas memiliki satu
                      atau dua siswa yang cenderung lebih banyak mengerjakan tugas daripada yang
                      lain. Apa yang guru lakukan dengan mereka? Bagaimanapun, perilaku mereka
                      mengganggu hak guru untuk mengajar dan hak peserta didik lain untuk belajar.

                    3. Pola pergerakan kelas
                      Ketika Anda telah menentukan kelas bekerja dengan aman dan sesuai tugas,
                      mulailah mengamati pola pergerakan seluruh kelas untuk melihat bagaimana
                      peserta didik menyelesaikan tugas. Tetap waspada, bagaimanapun, untuk situasi
                      yang tidak aman dan di luar tugas. Pengamatan pola pergerakan kelas menggeser
                      fokus pengamatan dari “Apakah peserta didik hanya pada tugas?” terhadap kualitas
                      keterampilan peserta didik. Namun, bagaimana kita memutuskan apa yang dicari
                      dalam kaitannya dengan keterampilan? Cara termudah untuk mengamati adalah
                      dengan memulai dengan satu isyarat (mencerminkan elemen kritis) dan mengamati
                      untuk melihat apakah peserta didik menggunakan isyarat itu dengan benar.
                      Jika ya, pindahlah ke isyarat lain. Jika sebagian besar kelas tidak menggunakan
                      isyarat dengan benar, maka guru ingin tetap menggunakan isyarat itu, daripada
                      beralih ke isyarat yang berbeda. Misalnya, gerakan berguling ke depan isyarat
                      “Tangan, Bersandar, Mendaki, Lihat, Tip” membantu peserta didik mempelajari
                      dan memahami elemen penting untuk bagaimana melakukan gerakan berguling ke



                           Buku Panduan Guru
                   142        Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153