Page 16 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 16
atau memukul benda dengan raket. Mereka tidak efisien karena mereka tidak
menggunakan keterampilan secara teratur selama beberapa tahun dan bukan
karena mereka tidak memiliki potensi untuk menjadi terampil.
3. Siswa mengembangkan keterampilan gerak dasar secara natural dengan
bermain
Peserta didik saat ini memiliki semakin sedikit kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan gerakan dasar mereka sendiri. Menonton televisi, permainan
elektronik, Internet, dan ketakutan bermain di luar pada banyak komunitas
secar
beberapa bukti bahwa keterampilan gerakan fundamental dapat berkembang
melalui permainan informal (misalnya, berjam-jam bermain bola basket atau
sepak bola), kemungkinan ini menjadi semakin tidak mungkin di masyarakat saat
ini. Fakta sederhananya adalah bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
menjadi semakin penting bagi peserta didik karena waktu bermain mereka sangat
terbatas. Hal ini terutama berlaku untuk remaja yang kelebihan berat badan yang
memiliki sedikit atau tidak ada aktivitas jasmani yang dibangun dalam kehidupan
mereka.
4. Mitos Atlet Natural
Salah satu mitos olahraga adalah bahwa ada atlet alami. Meskipun beberapa
siswa muda secara jasmani (secara genetik) cenderung melakukan lebih baik pada
beberapa olahraga daripada yang lain, kenyataannya adalah bahwa peserta didik
yang sangat terampil telah berpartisipasi dalam satu atau banyak olahraga sejak
usia sangat dini. Misalnya , beberapa siswa memulai sejak taman ksiswa-ksiswa
menggunakan pola melempar dan menangkap dalam perkembangan keterampilan
seperti orang dewasa. Mereka tidak dilahirkan dengan cara ini. Mereka sering
bermain-main dengan orang tua, saudara, atau teman dari usia muda dan dengan
demikian masuk sekolah lebih terampil daripada teman sebayanya. Namun, pada
waktunya, rekan-rekan mereka yang kurang terampil dapat mengejar jika mereka
juga berlatih dan menggunakan keterampilan motorik ribuan kali saat mereka
bermain dengan teman, dalam tim, atau dengan orang tua.
5. Perbedaan kemampuan fisik antara siswa laki-laki dan perempuan
Rata-rata, siswa laki-laki lebih aktif secara fisik dibandingkan siswa perempuan
(Cooper, et al. 2015; USDHHS. 1996). Ini mungkin satu alasan mengapa siswa laki-
laki cenderung lebih terampil daripada siswa perempuan dalam olahraga tertentu.
Namun, secara perkembangan, siswa perempuan memiliki potensi untuk menjadi
sama terampilnya dengan siswa laki-laki. Dengan semakin banyaknya siswa
perempuan yang ikut berolahraga dan menjadi aktif secara jasmani, kita berharap
melihat penurunan celah perbedaan dalam kemampuan jasmani. Sebagai guru,
kami menekankan hal ini secara terus menerus dalam setiap program sehingga
siswa perempuan pun memahami bahwa keterampilan adalah hasil dari latihan,
bukan faktor keturunan atau jenis kelamin.
Buku Panduan Guru
10 Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V