Page 148 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 148

biasa dengan ini, tapi seorang pemanjat seperti aku tak begitu
               sadar  mengenai  perbedaan  antara  informasi  dan  kebenaran.
               Kami kerap mencampuradukkannya.
                   Demikianlah, Parang Jati menghargai Sajenan ini sebagai
               upacara yang menyimpan informasi. Aku, terus terang, semula
               tak menghargainya. Bagiku, sajen selalu merupakan keborosan
               sia­sia.  Sikapku  ini  dikritik  Parang  Jati  sebagai  “modernis”,
               sedikit  di  bawah  “modernis  fasis”  yang  mau  meniadakan
               segala upacara sajen karena alasan keborosan. Pelan­pelan, aku
               mencoba mengerti jalan pikir Parang Jati. Di dalam hatiku aku
               mengagumi  kedaulatannya.  Meski  aku  belum  terlalu  lapang
               untuk menerima kekalahanku lagi.


                                          *



































            13
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153