Page 202 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 202

Marja  menangkap  perasaanku  yang  halus  pada  kawan
               baruku.
                   “Kamu senang sekali sama dia, ya.” Ia membahasakannya
               dengan sederhana.
                   Aku ingin membukakan rahasiaku padanya. Tentang Sebul
               dan bilangan fu. Hanya ini yang bisa menjelaskan perasaanku
               pada  Parang  Jati.  Tapi  aku  tak  berani.  Bagaimana  mungkin
               kuceritakan mimpi­mimpiku dengan manusia­serigala­jantan­
               betina  kepada  kekasihku?  Aku  bahkan  tak  berani  mengaku
               bahwa aku masih tetap masturbasi sekalipun Marja ada ber­
               samaku. Aku melakukannya diam­diam ketika ia sedang tidur.
                   “Ya, aku senang sama Parang Jati sebab dia membuat aku
               tertarik pada cerita rakyat,” sahutku mengalihkan beban dari
               bagian rentanku ke cangkang kerasku. “Setelah aku dengar lagi
               dongeng Sangkuriang dari dia, aku jadi punya istilah baru un­
               tuk ini­ku.” Aku mengambil tangan Marja dan meletakkannya
               pada hewan moluska padaku. “Si Tumang,” bisikku mesra.
                   “Si Tumang anjing Sangkuriang?” balasnya sambil meng­
               elus­elus bagai pada binatang kesayangan. Ia mengamat­amati­
               nya  seperti  pada  seekor  hewan  kecil  yang  baru  dihadiahkan
               padanya.
                   “Hmm. Ya. Si Tumang anjing Dayang­Sumbi­kamu.”
                   Aku menggonggong kecil sebelum kami bercinta lagi.




















            1 2
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207