Page 363 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 363
masak bersamasama temanteman senasib. Engkau menutup
diri dari masyarakat negeri tamu. Engkau tolongmenolong,
mempererat ikatan di antara sesamamu sendiri. Dan pelan
pelan, bersamaan dengan menguatnya persaudaraan di antara
sesamamu, engkau menumbuhkan kebencian pada kehidupan
negeri yang menampungmu untuk sementara waktu itu. Kau
mulai percaya bahwa mereka adalah masyarakat yang congkak,
sombong, tidak bermoral, melecehkan nilainilaimu. Kau pun
yakin bahwa kau sedang berada di Sodom dan Gomora.
Setelah entah apa yang sesungguhnya dia alami di peran
tauan, Farisi pulang sebagai perkawinan unik, jika bukan gan
jil, dari modernisme dan monoteisme. Lebih aneh lagi, bagai
kan hendak melawan Barat, penampakannya adalah harajuku
baju Arab dan komik Jepang. Konon ia gagal menamatkan
studinya. Ia pulang setelah satu setengah tahun saja. Tapi ia
telah mencicipi pendidikan teknik yang dimengertinya sebagai
sangat serupa dengan agama. Yaitu bahwa alam, seperti Tuhan,
bersifat pasti. Reduksinya: ilmu, seperti agama, bersifat pasti.
Yakni, bisa diturunkan ke dalam dalildalil yang bersifat pas
ti pula. Inilah sikap yang dirumuskan Parang Jati sebagai
“memaksakan kerangka matematis kepada yang metaforis,
memaksakan kerangka rasional kepada yang spiritual.” Me
maksakan kerangka tekstual kepada yang kontekstual. Memak
sakan kerangka tekateki pada yang misteri.
Farisi. Betapapun dia adalah unik. Jika dalam kekacauan
pergantian kekuasaan ini banyak gereja dibakar di Tanah
Jawa, Farisi memiliki agendanya yang khas. Ia bahkan bisa
bekerja sama dengan kelompokkelompok evangelis (anehnya,
sebagian adalah didikan Amerika yang dia musuhi) yang seja
lan dengannya dalam memusuhi kepercayaan lokal yang tak
bisa dimengerti oleh monoteisme. Maka di kampung halaman
nya, agresinya pelanpelan mengarah kepada sebuah tempat.
Sebuah padepokan yang mencoba menggali spiritualitas dari
3 3