Page 509 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 509

Dengan  menghubungi  Pak  Kades,  apa  yang  terjadi  di  sini
                 tak akan lagi menjadi rahasia. Apalagi Pontiman Sutalip dan
                 keluarganya  memiliki  hati  sangat  besar  kepada  kekasihku.
                 Dulu mereka menghadiahi Marja cincin kecubung pengasihan.
                 Cincin  itu  pula  yang  mungkin  membuat  Marja  dikasihi  dan
                 dijauhkan dari kejahatan malam ini. Maka begajul­begajul itu,
                 siapapun  mereka,  tak  mudah  lagi  menculik  kami  ke  tempat
                 yang mereka mau.
                     Tapi  keadaan  tak  semudah  itu  dikendalikan.  Segera  aku
                 menyadari  bahwa  jumlah  mereka  lebih  dari  sepuluh.  Lebih
                 dari limabelas orang. Sebagian berjubah, sebagian tidak, dan
                 suara  mereka  sungguh  jumawa.  Orang­orang  Farisi.  Tanpa
                 Panembahan  Farisi  di  antaranya.  Tak  ada  yang  satu  level
                 untuk diajak berdebat. Orang­orang yang di sini tak memiliki
                 otak. Mereka hanya mesin, serupa dengan prajurit yang telah
                 diprogram untuk menjalankan tugas.
                     Marja  segera  menempelkan  dirinya  padaku,  sambil  te­
                 rus berbicara di telepon, menceritakan apa yang sedang ber­
                 langsung  kepada  tokoh  yang  berada  jauh  di  lembah.  Salah
                 satu dari bayangan itu menghardik meminta bicara langsung
                 dengan  Kepala  Desa.  Marja  menolak  menyerahkan  telepon
                 genggamnya.  Ketika  itulah  aku  tahu  aku  harus  berada  di
                 sebelah kekasihku dan tak mungkin berada dekat sahabatku.
                     Parang  Jati  tanpa  pelindung.  Orang­orang  menelanjangi
                 dia  dan  si  Tuyul.  Aku merasa  sangat  terhina  karena tak bisa
                 menolong. Aku menghardik tapi mereka tidak mendengarkan.
                 Mereka bilang dua pemuja setan ini pantas ditelanjangi sebe­
                 lum  digelandang  ke  rumah  Pak  Pontiman.  Mereka  mulai
                 mengikat tangannya dengan tali panjang.
                     Aku  menelan  ludah,  mengatasi  kecemasan  yang  sangat.
                 Mataku memindai­mindai adakah di antara mereka yang mem­
                 bawa jerigen bensin. Sebab di masa ini terlalu banyak maling
                 dibakar hidup­hidup.
   504   505   506   507   508   509   510   511   512   513   514