Page 512 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 512
lelaki yang membukakan pintu bagi Nyai Jahanam untuk
masuk ke dalam kehidupannya. Ratu keji yang membunuh
kekasih hatinya hanya karena Sang Ratu tak hendak disaingi.
Inilah lelaki, yang sampai hari ini pun, setia sebagai prajurit
Nyi Ratu Kidul di dunia. Tak ada yang diinginkan Farisi selain
mempermalukan dia hingga ia bertobat dan kembali ke jalan
yang benar. Dengan demikian, tak ada yang ia inginkan selain
menunjukkan bahwa dirinyalah yang benar, mengatasi lelaki
yang terbelenggu itu, yang diamdiam dahulu ia tiru ia gugu.
Dulu.
Parang Jati. Darah mengalir lirih dari tepi mulutnya yang
kini kebiruan. Ia memandang, di sekelilingnya hanya ada
orangorang yang barangkali tidak pun mengenal dia untuk
membenci dia, namun yang begitu haus pada kekuasaan dan
kebenaran. Orangorang yang tak mau atau tak sanggup me
manggul misteri, sehingga mereka menjatuhkannya ke tanah.
Menjelmalah pengadilan dan kekuasaan. Kekuasaan selalu
membelenggu. Dia kini telah dibelenggu.
Farisi menggelenggelengkan kepalanya, memperlihatkan
rasa prihatin yang hanya milik kaum pemenang.
“Jati, Jati… Masihkah kamu menyembah Nyi Rara Kidul?”
Aku melihat Jati menoleh kepadanya. Ia menarik nafas
berat tetapi ia diam saja. Lalu ia kembali menatap cakrawala.
“Katakan, Jati. Apakah kamu masih beriman kepada
Allah?”
Ia membuka mulutnya sedikit. Tapi ia tidak jadi mengata
kan apapun. Ia mengatupkan mulutnya lagi.
Sesungguhnya, bisa saja ia bilang tidak. Maka semua sele
sai, dan pengadilan partikelir ini tidak sah untuk dilanjutkan.
Di negeri ini orang masih bisa beragama Hindu atau Buddha.
Dan kau tak perlu percaya pada Allah, tuhan milik kaum
monoteis itu. Tapi ia seperti Nyi Manyar: tak mau menjawab ya
atau tidak, sebab ia tak mau dikendalikan oleh kerangka pikir
02