Page 510 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 510
Marja menyalakan pengeras suara pada teleponnya, agar
sosoksosok itu mendengar suara Pak Kepala Desa secara
langsung. Sambil memelihara jarak aman, diacungkannya ko
tak kecil itu kepada orang yang tampaknya pemimpin gerom
bolan. Seorang pria berjubah yang topi bulunya lebih berjuntai
dibanding yang lain. Dari benda kecil itu kini terdengar suara
Pontiman Sutalip. Ia menjelaskan identitas Parang Jati, yang
tampaknya tak dikenal oleh rombongan ini, gerombolan yang
bukan orang sini. Gerombolan bayaran pengusaha penam
bangan batu. Parang Jati adalah anak terhormat. Putra tokoh
desa dan tokoh spiritual dunia. Seorang insiyur dan peneliti.
Bawalah dia baikbaik ke sini.
Mereka menyahut dengan tidak berlega hati. “Baik, Pak
Kades. Akan kami bawa ke tempat Bapak. Tapi orang ini pantas
ditelanjangi. Dia membawa senjata.”
Inilah kompromi yang bisa kutempuh. Sahabatku dan
Tuyul itu telanjang dan diikat bagai binatang buas. Sambil
menitikkan air mata Marja mengumpulkan baju Parang Jati
yang terserak. Lalu kami mengikuti rombongan yang menyeret
nyeret sahabatku seperti tangkapan besar yang kini dihinakan.
Sesekali mereka menempeleng dia. Sepanjang jalan, Marja
terhisakhisak pada telepon yang menghubungkan dirinya
dengan Kepala Desa dalam laporan yang menjaga batas kese
wenangan ini.
00