Page 104 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 104
yang telah terjadi atas mereka, namun ketika segalanya telah terlewati,
segalanya berjalan semakin menyenangkan. Sebuah grup musik pribumi
diundang dan mereka mengadakan pesta kecil lagi, dengan anggur dan
biskuit.
Penyelamatan tahanan terus berlangsung: tim palang merah in ter-
nasional kemudian datang dan semua tahanan segera akan diterbangkan
ke Eropa. Negeri ini bagaimanapun tak cukup aman bagi orang-orang
sipil, apalagi setelah selama tiga tahun di dalam tahanan. Orang-orang
pribumi telah memerdekakan diri, dan milisi-milisi bersenjata berdiri di
mana-mana. Beberapa mengaku sebagai tentara nasional, yang lainnya
menyebut diri mereka sebagai tentara rakyat, semuanya bergerilya dari
luar kota. Sebagian besar dari mi lisi-milisi itu dididik Jepang selama
pen dudukan, dan mereka menghadapi juga orang-orang pribumi yang
dididik militer Belanda dan bergabung dengan KNIL dalam perang yang
kacau. Perang belum berakhir, bahkan baru dimulai, dan dinamakan
oleh orang-orang pribumi sebagai perang revolusi.
Semua gadis dan keluarga di rumah tahanan itu bersiap untuk
berang kat dalam satu penerbangan yang diatur palang merah, kecuali
gadis yang secara tiba-tiba selalu memiliki gagasannya sendiri: Dewi
Ayu. ”Aku tak punya siapa-siapa di Eropa,” katanya. ”Aku hanya pu-
nya Alamanda dan seorang jabang bayi yang kini telah ada di dalam
perutku lagi.”
”Paling tidak kau punya aku dan Gerda,” kata Ola.
”Tapi di sinilah rumahku.”
Ia telah berkata pada Mama Kalong bahwa ia tak ingin pergi dari
Halimunda. Ia akan tetap tinggal di kota itu, tak peduli bahkan seandai-
nya ia harus jadi pelacur. Mama Kalong berkata padanya, ”Tinggallah
di rumah itu sebagaimana sebelumnya. Ia milikku sekarang dan orang
Belanda itu tak mungkin menuntutnya balik.”
Maka sementara yang lainnya pergi, Dewi Ayu tinggal di sana dite-
mani Mama Kalong dan beberapa pelayan. Ia menantikan kelahiran
bayinya yang kedua, yang ia pastikan berasal dari salah satu gerilyawan
itu, sambil membaca Max Havelaar yang ditinggalkan Ola. Ia pernah
membacanya, tapi ia membacanya kembali, sebab tak ada hal lain yang
bisa ia kerjakan, dan Mama Kalong melarang ia mengerjakan apa pun.
97
Cantik.indd 97 1/19/12 2:33 PM