Page 109 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 109

membeli properti-properti dari orang-orang butuh uang seperti mereka.
              Ia akan menawar dengan harga serendah mung kin, katanya berjanji
              pada Dewi Ayu.
                 Urusan itu memakan waktu nyaris seminggu. Mama Kalong bolak-
              balik setiap hari menemui si perempuan galak sebelum me nye lesaikan
              transaksi. Perempuan tua keluarga gerilya itu mau melepaskan rumah
              tersebut, jika ia memperoleh rumah lain sebagai pengganti, dan sejum-
              lah uang. Mama Kalong mengusahakannya dengan baik, hingga ia bisa
              mengusir perempuan itu dari rumah dan mengancamnya untuk tak
              menginjakkan kaki kembali di sana. Diantar Mama Kalong, Dewi Ayu
              segera pindah bersama kedua anak kecilnya, mempergunakan jip militer
              tentara KNIL pelanggan tempat pelacuran Mama Kalong. Betapa se-
              nang sekali Dewi Ayu kembali ke rumahnya, dalam keyakinan bahwa
              semua itu kini miliknya.
                 ”Berapa lama kau akan membayar?” tanya Mama Kalong akhirnya.
                 ”Beri aku waktu sebulan.”
                 ”Yah, itu cukup untuk sebuah penggalian,” katanya. ”Jika se seorang
              mengganggu rumahmu, kau hanya perlu datang padaku. Aku mengenal
              baik gerilyawan sebagaimana aku mengenal prajurit KNIL. Mereka
              sama-sama pelangganku.”
                 Ia tak segera melakukan penggalian. Yang ia lakukan pertama kali
              adalah mencari seorang pengurus bayi, dan menemukannya dari per-
              kampungan di kaki bukit, seorang perempuan tua bernama Mirah. Ia
              bekas seorang jongos Belanda di masa sebelum perang, tapi kepadanya
              Dewi Ayu berkata dengan tegas bahwa ia bukan orang Belanda, melain-
              kan pribumi bernama Dewi Ayu. Melalui Mirah, ia mencari seorang
              tukang kebun yang bisa membereskan halaman yang berantakan. Butuh
              waktu seminggu sebelum ia bisa bersantai melihat segalanya kembali
              sebagaimana semula, dengan ha laman yang bersih dan tanaman tampak
              segar.
                 ”Kita beruntung, baik Jepang maupun Sekutu tak membuatnya
              hancur,” katanya pada diri sendiri.
                 Itu adalah waktu-waktu ketika ia memperoleh kabar dari Ola dan
              Gerda. Mereka telah bertemu dengan kakek dan nenek mereka, dan
              ayah mereka bahkan ternyata selamat setelah ditawan tentara Jepang

                                           102





        Cantik.indd   102                                                  1/19/12   2:33 PM
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114