Page 108 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 108
kehilangan sebelah tangan ditebas samurai sebelum pergi ke hutan
ber sama lima anak lelakinya, dan tak lama kemudian mati ditembak
tentara KNIL sebagaimana dua anak lelakinya. ”Kini aku pewaris rumah
ini. Foto-fotomu boleh kau ambil tanpa bayar.”
Dewi Ayu segera menyadari, tak mungkin melawan perempuan itu
dengan omongan apa pun. Ia segera pergi meninggalkan rumah tersebut,
mendorong kereta bayinya, namun tetap bertekad untuk mem peroleh
rumahnya. Ia pergi ke kantor sementara pemerintahan sipil dan militer
kota, bertemu seorang komandan KNIL dan meminta nasihatnya
me ngenai rumah tersebut. Nasihatnya sangat mengecewa kan, sebab
ia menyarankan untuk mengurungkan niat memiliki kembali rumah
ter sebut dalam waktu dekat. Keadaan belum memung kinkan, katanya,
sebab gerilyawan-gerilyawan masih berkeliaran. Jika rumah itu dimiliki
keluarga gerilya, sebaiknya dilepaskan, ke cuali kau punya uang untuk
membelinya kembali.
Ia tak punya uang, bagaimanapun. Kelima cincinnya yang tersisa tak
akan mencukupi untuk membeli rumah. Satu-satunya harapan terletak
di dalam lubang toilet, harta karunnya, dan ia tak mungkin mengambil-
nya tanpa memiliki rumah tersebut. Ia segera menemui Mama Kalong,
tahu dengan pasti perempuan itu akan selalu menjadi penolong bagi
siapa pun, dan berkata sejujurnya. ”Mama, pinjami aku uang. Aku mau
membeli rumahku kembali,” katanya.
Bagaimanapun, Mama Kalong selalu memperhitungkan uang dari segi
bisnisnya yang paling baik. ”Dari mana kau bisa membayar?” tanya nya.
”Aku punya harta karun,” jawab Dewi Ayu. ”Sebelum perang aku
me nimbun seluruh perhiasan nenekku di tempat yang tak seorang pun
akan mengetahuinya kecuali aku dan Tuhan.”
”Jika Tuhan mencurinya?”
”Aku akan kembali padamu jadi pelacur, untuk bayar hutangku.”
Itulah kesepakatan terbaik yang mereka dapatkan. Mama Kalong
bahkan menyediakan dirinya untuk jadi perantara pembelian kembali
rumah tersebut, sebab jika Dewi Ayu sendiri yang melakukannya, bisa
jadi perempuan keluarga gerilya itu akan bersikeras tak akan menjual-
nya. Warisan tubuh Belandanya tak mungkin untuk me ya kinkan orang
sebagai pribumi, sementara Mama Kalong lebih ber pengalaman dalam
101
Cantik.indd 101 1/19/12 2:33 PM