Page 119 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 119

”Perempuan seperti itu layak untuk dicari,” kata Maman Gendeng.
                 ”Kuharap itu tak membuatmu terluka untuk kedua kali,” balas
              temannya.
                 Bahkan ayahnya, ayah Sang Putri itu yang konon raja terakhir sebe-
              lum kerajaan itu runtuh diserang Demak, dibuat begitu cepat tua oleh
              pesona kecantikan anak perempuannya. Meskipun merupakan hal yang
              tak patut mengawini anaknya sendiri, jatuh cinta adalah jatuh cinta.
              Rasa cinta dan ketidakpatutan berperang menggerogoti segala hal di
              dirinya, hingga tampaknya satu-satunya yang bisa membebaskan pen-
              deritaan itu hanyalah kematian. Dan Sang Ratu, yang tentu saja dibuat
              cemburu karena itu, selalu berpikir bahwa satu-satunya jalan keluar
              adalah dengan membunuh gadis kecil itu. Maka di setiap kesem patan
              ia akan pergi ke dapur dan mengambil pisau, berjinjit menuju kamar
              anaknya, bersiap menikamkannya tepat di tempat jantung berdetak. Tapi
              bahkan ketika ia menemukan anak gadisnya, ia pun dibuat terpesona
              serta jatuh cinta, dan lupa keinginan untuk menikamnya. Se baliknya ia
              akan menjatuhkan pisau, melangkah menghampirinya, menyentuh kulit,
              dan men cium nya, sebelum sadar dan merasa malu dan pergi mening-
              galkan anak gadisnya tanpa berkata apa pun kecuali merasa menderita.
                 Maman Gendeng sungguh-sungguh terpesona oleh bayangannya
              sendiri mengenai Rengganis Sang Putri, terutama sepanjang perjalanan
              nelayan-nelayan menceritakan kisah tersebut tanpa henti. Ia berlayar
              terus ke barat dengan sampan kecil, namun jika senja datang, ia ber-
              la buh untuk istirahat di kampung-kampung nelayan. Ia akan bertanya
              berapa lama lagi sampai di Halimunda, dan mereka akan menunjukkan
              jalan. Menyuruhnya terus ke barat sebelum memutar ke selatan dan
              berbelok kembali ke arah timur. Mereka berpesan un tuk berhati-hati
              dengan ombak laut selatan. Di luar itu mereka akan menceritakan
              ki sah mengenai Sang Putri yang membuat pengembara kesepian itu
              semakin terlena.
                 ”Aku akan kawin dengannya,” ia berjanji.
                 Padahal, Rengganis Sang Putri sendiri tampaknya begitu men derita
              dengan kecantikan yang dimilikinya. Ketika ia mulai menyadari hal itu,
              Sang Putri mulai mengurung dirinya di dalam kamar. Hubungannya
              dengan dunia luar hanyalah lubang kecil di pintu, tempat gadis-gadis

                                           112





        Cantik.indd   112                                                  1/19/12   2:33 PM
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124