Page 122 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 122

derita, tak bisa tidur dan tak bisa makan, menderita pada kenyataan
                 bahwa segala sumber bencana berawal dari dirinya. Kesedihannya tak
                 terbayar hanya dengan sedu sedan, bahkan tampaknya tidak dengan
                 kematian. Ia teringat dengan gaun pengantin itu, dan tiba-tiba berpikir
                 bahwa satu-satunya cara membebaskan dirinya dari semua itu adalah
                 mengawini seseorang, dan perang harus segera berakhir.
                    Bagaimanapun kini berarti ia telah bertahun-tahun mengurung
                 diri di kamar tersebut, di dalam kegelapan hanya ditemani pelita dan
                 gaun pengantinnya. Ia telah menjahitnya selama itu dengan tangan
                 sen diri, rumit dan bakalan menjadi gaun pengantin yang terindah di
                 muka bumi dan tak seorang penjahit pun akan pernah menyamainya.
                 Ketika akhirnya gaun tersebut selesai, pada suatu pagi, ia pun mencoba
                 membesarkan hati untuk mengucapkan janji bahwa ia akan kawin demi
                 menghentikan perang dan semua malapetaka itu. Sang Putri tak tahu
                 dengan siapa ia akan kawin, dan ia tak mengenal seorang lelaki pun
                 yang sekiranya patut menjadi kekasih. Maka ia berkata pada dirinya
                 sendiri, bahwa ia akan membuka jendela, dan siapa pun yang tampak
                 di balik jendela, ia akan memilihnya menjadi teman hidup.
                    Sebelum melaksanakan janjinya, ia membersihkan dirinya dengan
                 air bunga selama seratus malam, lalu mengenakan gaun pengantinnya
                 di suatu pagi yang tak terlupakan. Ia bukanlah seorang gadis yang suka
                 ingkar janji: ia akan bersetia pada apa pun yang telah dikatakannya. Ia
                 akan membuka jendela itu, untuk pertama kalinya selama bertahun-
                 tahun, dan akan mengawini siapa pun lelaki yang tampak olehnya. Jika
                 ada banyak orang terlihat, ia akan mengambil yang terdekat. Ia berjanji
                 tak akan mengambil lelaki beristri, atau yang telah punya kekasih, sebab
                 ia tak ingin menyakiti siapa pun.
                    Di balik gaun pengantin tersebut, kecantikannya semakin menjadi-
                 jadi. Begitu cemerlang bahkan di kamar yang demikian gelap, membuat
                 gadis-gadis dayang yang mengintipnya terpesona, dan bertanya-tanya apa
                 yang akan dilakukannya. Dengan langkah anggun, Rengganis Sang Putri
                 menghampiri jendela, berdiri sejenak di depannya, membuang napas
                 kerisauan hati. Tekad telah bulat dan janji telah diucapkan. Tangan nya
                 bergetar hebat begitu menyentuh daun jendela, dan secara tiba-tiba ia
                 menangis, antara kesedihan yang dalam dan kegembiraan yang meluap-

                                             115





        Cantik.indd   115                                                  1/19/12   2:33 PM
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127