Page 146 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 146
”Pahlawan akan menang,” kata Sang Shodancho membesarkan hati.
”Meskipun selalu terlambat.”
Pada hari pertama gerilya, rombongan Sang Shodancho menyerang
truk berisi beberapa prajurit Jepang yang tengah menuju delta, tempat
penjara Bloedenkamp berada. Sebuah mortir diledakkan persis di bawah
tanki bensinnya, dan truk meledak membunuh semua penumpang. Itu
aksi mereka yang paling dahsyat, sebelum me nerima berita dari seorang
kurir bahwa pasukan barat melakukan perang terbuka dengan tentara
Jepang di hutan perbatasan distrik dalam satu pertempuran yang sengit.
Bagong dan semua anak buah nya berhasil meloloskan diri dari kepung-
an musuh dan ber sem bunyi di dalam hutan sementara tentara Jepang
tampaknya enggan mengejar. Rombongan utara menyerang orang-orang
Jepang sepanjang jalan utama sebelum dihadang pasukan besar tentara
Jepang yang mulai berdatangan. Mereka memperoleh perintah untuk
kem bali ke daidan, dan demikianlah: Shodancho Sadrah dan semua
pra juritnya kembali ke kota dalam keadaan menyerah.
”Bahkan keledai tak pernah ingat jalan pulang,” kata Sang Shodan-
cho. ”Ia lebih bodoh dari keledai.”
Pada hari kedua mereka bertemu dengan pasukan Jepang yang meng-
hadang dan pecah pertarungan di sepanjang tepian sungai. Mereka
ber hasil membunuh dua prajurit Jepang, tapi harga yang harus dibayar
terlalu mahal. Lima orang prajurit pemberontak tewas dalam sekali
serangan, dan tiba-tiba mereka telah dikepung. Dalam satu penyelamat-
an yang sia-sia, sisa pasukan melarikan diri melalui sungai dan menjadi
bulan-bulanan senjata musuh. Sang Shodancho selamat bersama sedikit
pengikutnya, setelah melakukan penyelaman yang berakhir dengan
kematian salah seorang di antara mereka, dan segera melarikan diri.
Orang-orang Jepang menganggapnya mati tenggelam: itu membuatnya
aman sementara waktu.
Ia segera mengubah rute gerilya yang telah ditetapkannya: mereka
akan kembali, tapi tidak untuk menyerah. Ada hutan lindung di bagian
selatan kota, pada sebuah tanjung. Itu taktiknya yang paling hebat yang
pernah didengar anak buahnya. Mereka berjalan memutar melalui rawa-
rawa bakau, sebelum dilanjutkan dengan naik rakit sepanjang pantai dan
masuk hutan melalui pantai bertebing karang. Sementara itu, tentara
139
Cantik.indd 139 1/19/12 2:33 PM