Page 246 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 246
dengar lebih banyak kata-kata yang menyakitkan. Lalu tanpa berkata
apa-apa lagi ia membalikkan badan dan nyaris saja bertabrakan dengan
Sang Shodancho yang muncul di ambang pintu dan juga dibuat terkejut
oleh apa yang dikatakan oleh Kamerad Kliwon. Alamanda masuk ke
dalam rumah menyingkir sementara kedua laki-laki yang ditinggalkan-
nya duduk di kursi beranda tempat sepasang suami istri itu sering me-
lewatkan senja bersama.
Berbeda dengan Alamanda, Sang Shodancho menanggapi serius apa
yang didengarnya dari mulut Kamerad Kliwon dan menjadi khawatir
dibuatnya sehingga ia bertanya pada laki-laki itu apa yang ia maksud
dengan panci kosong. Sebagaimana sudah dikatakan pada Alamanda,
Kamerad Kliwon mengatakan apa yang telah ia katakan itu: seperti
panci kosong, tak ada anak laki-laki maupun anak perempuan di dalam
rahim Alamanda kecuali angin dan angin. ”Itu tak mungkin, dokter su-
dah memastikan bahwa istriku hamil dan kau lihat sendiri perutnya!”
kata Sang Shodancho dengan sedikit ke khawatiran.
”Aku sudah lihat perutnya,” kata Kamerad Kliwon. ”Mungkin itu
seka dar gumaman seorang lelaki yang cemburu.”
239
Cantik.indd 239 1/19/12 2:33 PM