Page 247 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 247
ada suatu masa, penduduk Halimunda digemparkan oleh seorang
Pbayi di tempat pembuangan sampah. Ia seorang bayi laki-laki,
masih hidup meskipun telah diseret anjing ke sana-kemari. Orang se-
gera menyadari ia akan tumbuh menjadi lelaki kuat. Selama berhari-
hari mereka mencoba mencari siapa ibunya, dan karena ibunya tak
per nah diketahui, maka tak seorang pun juga tahu siapa ayahnya. Ibu-
nya mungkin seorang pelancong yang datang hanya untuk membuang
bayi, dan ayahnya seorang kekasih yang tak bertanggung jawab.
Ia dipelihara seorang perawan tua bernama Makojah, nenek tua
paling dibenci di kota itu namun sekaligus juga paling dibutuhkan.
Ia hidup dengan meminjamkan uang pada penduduk kota yang harus
me ngembalikannya dengan bunga mencekik, sebab hanya itulah yang
bisa ia kerjakan. Ia tak bisa bertani sebab tak seorang pun mau menjual
tanah kepadanya, kecuali sepetak tanah warisan yang menjadi tempat-
nya tinggal. Ia juga tak bisa bekerja jadi apa pun karena tak seorang
pun memberinya pekerjaan. Ia bahkan tak bisa memperoleh seorang
pun suami seumur hidupnya, meskipun ia telah melamar sekitar enam
belas lelaki. Hidup kesepian dan disia-siakan, ia membalas dendam
pada penduduk kota yang jatuh miskin dengan pura-pura bersikap der-
mawan, memberinya pinjaman sebelum mencekiknya dengan bunga
pengembalian.
Sekali lagi, nyaris semua orang membencinya, terutama orang-orang
yang pernah terbelit hutang nyaris tanpa akhir. Semua orang menghin-
darinya, tak mau bicara dengannya, menganggapnya lebih buruk dari
iblis pendosa. Tapi jika kebutuhan mendesak datang, dan cara lain te-
lah ditempuh namun tak membuahkan hasil, mereka akan mengetuk
240
Cantik.indd 240 1/19/12 2:33 PM