Page 253 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 253

Kematian tak datang sampai tiga tahun kemudian. Sebaliknya, jus-
              tru Makojah yang kemudian mati tak lama kemudian. Ia mati begitu
              saja di suatu pagi, sedang buang tai di kamar mandi rumahnya. Adalah
              Edi Idiot sendiri yang menemukannya. Ia terbangun pada pukul sem-
              bilan dan tak menemukan sarapan pagi sebagaimana biasa. Ia mencari
              si perawan tua itu ke mana-mana, namun tak mene mu kan nya sampai
              kemudian ia menaruh curiga pada pintu kamar man di yang tertutup.
              Ia mencoba membukanya. Terkunci dari dalam. Ia mendobraknya, dan
              menemukan perawan tua itu masih jongkok di atas kakus, telanjang,
              sama sekali tak mengundang berahi.
                 ”Mama, apakah kau sudah mati?” tanya Edi Idiot.
                 Makojah tak menjawab.
                 Edi Idiot mendorong dahi Makojah dengan ujung telunjuknya, dan
              seketika tubuh itu terjengkang. Sudah pasti mati.
                 Kematiannya dengan cepat menjadi kabar gembira penduduk kota:
              sebagian besar masih memiliki hutang yang belum terbayar. Tak ada satu
              tetangga pun mau mengurus jenazahnya, hingga Edi Idiot membopong
              mayat tersebut langsung ke rumah penggali ku bur Kamino. Waktu itu
              Kamino masih bujangan, disebabkan tak banyak perempuan mau ting-
              gal di tengah kuburan bersamanya, maka hanya mereka berdua yang
              mengurus mayat Makojah sebelum seorang kyai yang merasa prihatin
              datang. Sang kyai menyuruh mayat itu dimandikan, dan kemudian ia
              bersama si penggali kubur melakukan salat sementara Edi Idiot me-
              nunggu di luar rumah dengan gelisah. Demikianlah, Makojah yang
              be gitu banyak dikenal penduduk kota dan bahkan merupakan satu-
              satu  nya orang yang selalu siap-sedia untuk segala pertolongan darurat,
              penguburan mayatnya hanya disaksikan tiga orang.
                 Makojah tak meninggalkan warisan apa pun untuk Edi Idiot kecuali
              rumah dengan pekarangannya tempat mereka tinggal selama ini. Tak
              ada yang tahu ke mana perginya uang-uang hasil bunga pinjaman
              itu. Edi Idiot sama sekali tak peduli dengan uang-uang tersebut, tapi
              pen  duduk kota yang lain peduli, sebab mereka merasa itu uang milik
              mereka. Maka orang-orang, sampai bertahun-tahun kemudian, masih
              sering mencoba mencari dan memburu keberadaan uang-uang Makojah.
              Ada desas-desus bahwa ia memiliki ruang bawah tanah, maka beberapa

                                           246





        Cantik.indd   246                                                  1/19/12   2:33 PM
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258