Page 258 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 258

yang satu pelacur dan yang lain pelanggan yang me mo no polinya. Dewi
                 Ayu tetap bersikukuh bahwa Maya Dewi harus dikawinkan dengan
                 sese orang. Karena tak ada lelaki lain yang dekat dengannya, maka
                 satu-satunya orang yang mungkin kawin dengannya adalah Maman
                 Gendeng.
                    ”Itu seolah kau tak mau lagi tidur denganku,” kata Maman Gendeng.
                    ”Jangan salah kira,” kata Dewi Ayu. ”Kau boleh mendatangiku di
                 rumah pelacuran Mama Kalong sebagaimana suami-suami yang lain.
                 Itu jika kau tak malu pada istrimu.”
                    ”Aku harus memikirkan hal seperti ini bertahun-tahun,” kata Ma-
                 man Gendeng bersungut-sungut.
                    ”Cobalah memikirkan orang lain. Orang-orang Halimunda nyaris
                 mati dan gila mendapati diri mereka tak lagi bisa menyentuh tu buhku
                 hanya karena seorang jagoan sepertimu. Dengan me le pas kanku, kau
                 jadi pahlawan bagi mereka. Dan kau memperoleh peng ganti yang tak
                 akan pernah mengecewakan, seorang gadis anak pelacur paling cantik
                 di kota ini.”
                    ”Ia masih dua belas tahun.”
                    ”Anjing kawin di umur dua tahun dan ayam di umur delapan bulan.”
                    ”Ia bukan anjing dan apalagi ayam.”
                    ”Itu karena kau tak pernah pergi sekolah. Semua manusia mamalia
                 seperti anjing, dan berjalan dengan dua kaki seperti ayam.”
                    Maman Gendeng telah mengenal karakter perempuan itu, paling
                 tidak ia menganggapnya demikian. Ia tahu Dewi Ayu tak akan mun dur
                 dari gagasannya, segila apa pun hal itu. Ia meminum limun dinginnya
                 dan merasakan tubuhnya menggigil, seolah ia diharuskan berjalan di
                 jem batan selebar rambut dibelah tujuh dengan neraka terhampar di
                 bawahnya.
                    ”Aku tak akan pernah menjadi suami yang baik,” keluhnya.
                    ”Jadilah suami yang buruk kalau kau mau.”
                    ”Lagipula belum tentu ia mau,” kata Maman Gendeng.
                    ”Ia gadis penurut,” kata Dewi Ayu. ”Ia mendengarkan semua yang
                 aku katakan, dan terutama aku percaya ia tak keberatan kawin de-
                 ngan mu.”
                    ”Aku tak mungkin menyetubuhi gadis sekecil itu,” kata Maman
                 Gendeng lagi.

                                             251





        Cantik.indd   251                                                  1/19/12   2:33 PM
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263