Page 254 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 254
orang mencoba menggali terowongan dari rumah tetangga, tapi mereka
tak menemukan apa pun. Se ba lik nya, salah satu dari anggota ekspedisi
harus mati karena mengisap uap belerang, dan mereka segera menutup
kembali terowongan ter sebut.
Kebahagiaan penduduk kota tak bertahan lama. Mereka pikir, jika
Makojah mati, Edi Idiot akan berubah menjadi anak yang baik. Paling
tidak ia akan mengasingkan diri selama beberapa bulan untuk berka-
bung. Ternyata tidak. Ia membawa pulang gadis-gadis untuk ditidurinya
di rumah sementara ayah gadis-gadis itu putus asa mencari mereka ke
sana-kemari. Ia meminta makan dari dapur mana pun yang tampak
terbuka, seringkali tanpa meminta, langsung duduk di meja makan dan
melahap apa pun bahkan sebelum tuan rumah mencicipi hidangannya.
Itu belum termasuk tindakan-tindakan kriminal yang lebih berat, selain
pembunuhan yang terjadi beberapa kali, sebab ia juga merampok dan
mengorganisir pencurian pe num pang bis.
Ketika Sang Shodancho turun dari hutan gerilyanya, banyak pen-
duduk kota berharap ia tak hanya membereskan serangan babi, namun
juga membereskan preman-preman kota itu. Namun bahkan Sang
Sho dancho kewalahan menghadapinya.
”Mereka seperti tai,” kata Sang Shodancho, ”semakin diaduk se-
ma kin bau.” Ia tak menjelaskan apa maksudnya, tapi orang segera me-
nyim pulkan: jika Edi Idiot dan gerombolannya diganggu, mereka akan
semakin menjadi gangguan kota.
Itu masa-masa di mana banyak orang Halimunda duduk-duduk di
beranda rumah dengan wajah lelah. Para pelancong iseng mungkin saja
akan bertanya, apa yang kalian lakukan. Dan mereka akan menjawab:
”Menunggu keranda kematian Edi Idiot lewat.”
Doa mereka tak pernah terkabul. Bukan karena Edi Idiot tak per-
nah sungguh-sungguh mati, tapi karena Edi Idiot tak pernah diusung
oleh keranda, dan tak pernah dikuburkan di mana pun. Ia mati karena
ditenggelamkan, dan tubuhnya habis dimakan sepasang ikan hiu.
Adalah seorang lelaki asing yang datang suatu pagi dengan keributan
itu yang membunuhnya: Maman Gendeng. Ia mem bu nuh nya setelah
per kelahian tujuh hari tujuh malam yang penuh legenda itu. Awalnya
tak seorang pun percaya bahwa anak bengal itu sungguh-sungguh mati,
247
Cantik.indd 247 1/19/12 2:33 PM