Page 264 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 264

sarapan pagi dan tampak bagi kedua pembantu mereka seperti seorang
                 ayah tanpa istri dan seorang gadis tanpa ibu. Pada pukul tujuh kurang
                 seperempat, Maya Dewi telah bersiap dengan tas sekolahnya. Ia be-
                 rangkat setelah Maman Gendeng mencium dahinya, dan sementara
                 ia menuju sekolah, Maman Gendeng kembali melanjutkan tidurnya.
                    Siang hari sepulang sekolah Maman Gendeng tak akan ada di rumah,
                 maka Maya Dewi membereskan segala sesuatu yang bisa di per buatnya.
                 Di malam hari, ketika mereka berkumpul kembali selepas makan malam,
                 Maya Dewi akan menghadapi meja belajarnya dan suntuk dengan
                 pekerjaan-pekerjaan rumah yang dibebankan guru-guru sekolahnya.
                 Maman Gendeng sama sekali tak bisa membantu dalam hal itu, kecuali
                 duduk menemaninya dengan kesabaran seorang kekasih sejati. Rutinitas
                 tersebut akan berakhir sekitar pukul sembilan malam. Itu waktunya tidur,
                 maka tak ada lagi dongeng tentang Rengganis Sang Putri yang kawin
                 dengan anjing. Maya Dewi mengenakan pakaian tidurnya dan berbaring
                 di atas tempat tidur. Maman Gendeng datang untuk menyelimutinya,
                 menurunkan kelambu, mematikan lampu ruang an dan menyalakan
                 lampu tidur, lalu berkata, ”Selamat malam.”
                    ”Selamat malam,” Maya Dewi membalas sebelum memejamkan
                 mata.
                    Sejauh itu tetap tak ada persetubuhan. Bahkan hingga satu tahun
                 berlalu.
                    Hari itu Maman Gendeng menemui Dewi Ayu di rumah pelacuran
                 Mama Kalong. Ia datang ke kamarnya sebagaimana dahulu kala sering
                 ia lakukan. Satu-satunya tamu Dewi Ayu telah pergi.
                    ”Kenapa kau datang kemari?” tanya Dewi Ayu.
                    ”Aku tak bisa menahan berahiku.”
                    ”Kau punya istri.”
                    ”Ia begitu mungil untuk dicelakai. Begitu tanpa dosa untuk di sentuh.
                 Aku ingin meniduri mertuaku sendiri.”
                    ”Kau benar-benar menantu celaka.”
                    Malam itu mereka bercinta sampai pagi datang.

                 Persahabatan aneh antara Maman Gendeng dan Sang Shodancho
                 terjadi di meja permainan kartu truf di tengah pasar. Persahabatan
                 aneh sebab sejak Sang Shodancho meniduri Dewi Ayu dan Maman

                                             257





        Cantik.indd   257                                                  1/19/12   2:33 PM
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269