Page 327 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 327
usim penghujan merupakan bulan-bulan di mana banyak orang
Mkawin. Hampir di setiap ruas jalan ada janur kuning ter tancap
di pinggir pagar, dan rombongan orang-orang yang pergi ke un dangan
nyaris tanpa henti dari minggu ke minggu. Sementara itu, para lelaki
yang belum sempat kawin akan pergi ke tempat pelacuran, mencoba
menghangatkan tubuh dengan tubuh para perempuan, dan para keka-
sih semakin sering berjumpa dan secara diam-diam bercinta. Orang-
orang yang telah kawin bagaikan memperoleh kembali bulan madu
mereka di bulan-bulan penghujan. Di masa-masa itu banyak sel telur
dibuahi, dan banyak bakal anak diciptakan Tuhan di rahim para
perempuan.
Bahkan di tengah pembantaian orang-orang komunis, orang-orang
tetap bercinta ketika kesempatan tiba dan terutama ketika hujan turun
dengan deras. Tapi hal ini, untuk sementara, tak berlaku untuk Sang
Shodancho dan Alamanda. Juga tak berlaku untuk Maman Gendeng
dan Maya Dewi.
Maman Gendeng dan Maya Dewi masih memainkan drama yang
sama sejak perkawinan mereka nyaris lima tahun lalu.
Namun paling tidak, satu hal jelas membuat Maman Gendeng
sangat berbahagia: bahwa kini ia punya tempat yang disebut rumah
untuk pulang. Ia telah memimpikan hal itu, terutama ketika ia jatuh
cinta pada Nasiah dan melihat binar cinta gadis itu pada kekasihnya.
Ia memimpikan tatapan penuh cinta seperti itu, sebuah keluarga,
sebuah rumah, selama bertahun-tahun yang penuh rasa putus asa dan
ketidakyakinan bahwa ia akan memperoleh hal semacam itu, terutama
karena semua orang melihatnya sebagai begundal biang masalah.
320
Cantik.indd 320 1/19/12 2:33 PM