Page 14 - E-MODUL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
P. 14

4.  Belajar Menjadi Seseorang (Learning to Be)

                       Adanya  ketakutan  bahwa  dunia  akan  mengalami  dehumanisasi  sebagai  akibat
               perkembangan teknologi khususnya pemanfaatan tenaga mesin serta persaingan global yang
               cukup  nyata  di  mana  orang  lebih  banyak  berpikir  untuk  dirinya  sendiri.  Persaingan  dan
               individualitas tidak dapat dipisahkan, persaingan yang ketat tentu melahirkan manusia yang
               kuat dan yang lemah atau yang juara dan pecundang. Ketakutan di sini adalah manusia sudah
               tidak memiliki sense sebagai seorang manusia yang peduli pada sesamanya.
                       Belajar  menjadi  seseorang,  berarti  bahwa  seseorang  berusaha  mengembangkan
               kepribadian menjadi lebih baik dan mampu bertindak otonom, membuat pertimbangan dan rasa
               tanggung  jawab  pribadi  yang  semakin  besar  untuk  meraih  tujuan-tujuan  bersama.  Dalam
               hubungan ini, pendidikan tidak boleh memandang remeh satu aspek pun dari potensi seseorang:
               ingatan, kemampuan penalaran, imajinasi, rasa estetika, kemampuan fisik dan keterampilan
               berkomunikasi dengan orang-orang lain. Semua aspek tersebut merupakan talenta tersembunyi
               seperti harta karun yang terpendam di dalam diri seseorang yang tidak dimanfaatkan.

                       Atas dasar itu, pendidikan hendaklah menyumbang pada perkembangan seutuhnya dari
               setiap orang (jiwa dan raga, inteligensi, kepekaan, rasa estetika, tanggung jawab pribadi dan
               nilai-nilai spiritual, dan lain-lain). Semua manusia harus diberdayakan agar mampu berpikir
               mandiri dan kritis, dan membuat keputusan sendiri dalam rangka menentukan bagi mereka apa
               yang diyakini harus dilaksanakan di dalam berbagai keadaan kehidupan. Pendidikan harus juga
               memampukan  setiap  orang  untuk  memecahkan  masalah-masalahnya  sendiri,  mengambil
               keputusannya sendiri dan memikul tanggung jawabnya sendiri.

                       Di dalam abad XXI, pendidikan sangat dibutuhkan untuk memberikan kepada setiap
               orang kekuatan-kekuatan dan titik-titik acuan intelektual yang diperlukan untuk memahami
               dunia di sekitarnya dan bertingkah laku secara bertanggung jawab dan adil. Lebih daripada
               dulu, peranan pendidikan yang penting adalah memberi kepada setiap orang kebebasan pikiran,
               pertimbangan,  perasaan  dan  imajinasi  yang  diperlukan  untuk  pengembangan  talenta-
               talentanya,  dan  tetap  sebanyak  mungkin  bertanggung  jawab  dalam  mengendalikan
               kehidupannya.
                       Dalam dunia yang terus berubah di mana inovasi sosial dan ekonomi tampak sebagai
               salah satu kekuatan pendorong, tempat khusus hendaklah dipastikan pada peningkatan kualitas
               imajinasi dan kreativitas sebagai ungkapan yang jelas dari kebebasan manusia yang mungkin
               mengalami rasio dilihat dari standardisasi tingkah laku perorangan. Abad XXI memerlukan
               berbagai talenta dan kepribadian yang luar biasa. Oleh karena itu, anak-anak dan kaum muda
               perlu  diberikan  kesempatan  yang  seluas-luasnya  untuk  penemuan  dan  percobaan,  estetik,
               artistik,  olahraga,  budaya  dan  sosial.  Di  bidang  olah  raga  pemerintah  republik  sudah
               memberikan perhatian yang sangat baik seperti, atlet yang berprestasi di Sea Game selain
               mendapatkan bonus uang juga diprioritaskan untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil itu
               adalah  bentuk  kepedulian  yang  positif.  Sekarang  profesi  atlet  sudah  dapat  dikatakan
               menjanjikan  untuk  kehidupan  yang  lebih  baik  lagi.  Teori  Maslow  jika  kebutuhan  dasar
               terpenuhi terus meningkat kebutuhan yang lebih tinggi lagi. Nah jaminan hidup yang layak
               untuk seorang atlet yang berprestasi dan dihargai secara sosial tentu akan memberikan dampak
               pada kebanggaan pada diri dan profesinya dan ini adalah salah satu indikator masuk ke tahapan


                                                           10
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19