Page 51 - E-Modul Pengembangan Pembelajaran PPKn SD_Neat
P. 51
BAB X
Topik 9. Pengembangan Sumber Belajar PPKn SD
1. Sub Capaian Pembelajaran MK
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu:
a. Mengembangkan dan mengemas sumber belajar PPKn SD
2. Uraian Materi
c. Pengembangan Sumber Belajar Pembelajaran PPKn Pendidikan Dasar.
Sebagai pengembang dan pelaksana kurikulum, guru memiliki kewajiban
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, termasuk mengembangkan
sumber belajar yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Kajian yang
dilakukan Sedana Arta, dkk (2018) menujukkan guru-guru IPS Sekolah Dasar di
Provinsi Bali dalam melangsungkan proses pembelajaran menggunakan
berbagai sumber belajar, seperti sumber pembelajaran cetak (buku, artikel,
lembar kerja siswa, powerpoin, gambar), sumber belajar noncetak (audio, video
dan komputer), serta kombinasi dari sumber belajar cetak dan noncetak. Ditinjau
dari pengembangannya, sebagian besar guru menggunakan sumber belajar
yang telah disediakan oleh Pemerintah Pusat seperti buku paket siswa, lembar
kerja siswa atau mengkompilasi berbagai sumber belajar seperti koran, majalah,
siaran radio, televisi, vedeo dan sumber belajar berbasis online yang relevan
dengan materi. Bahkan untuk beberapa materi, guru menggunakan sumber
belajar yang telah tersedia, seperti monumen taman makam pahlawan, proses
musyawarah di Banjar (sangkepan), observasi dan wawancara pada
Pemerinatahan Desa dan pemanfaatan lingkungan lainnya. Kondisi ini
menunjukkan, sampai saat ini belum banyak guru yang secara kreatif
mengembangkan sumber belajar secara mandiri dengan proses-proses
pembuatan bahan belajar yang bersifat ilmiah.
Para guru mengakui, pengembangan sumber belajar menyita banyak
waktu dan biaya, serta sangat berbeda dengan memanfaatkan sumber belajar
yang telah ada atau mengkompilasi sumber belajar yang bertebaran diinternet.
Secara rasional kendala pengembangan sumber belajar secara mandiri adalah:
(1) membutuhkan ketelitian, keuletan, waktu dan biaya yang memadai, sehingga
mampu menghasilkan sumber belajar yang efektif sesuai kemampuan guru dan
keterampilan peserta didik, (2) tidak semua guru memiliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan dan mengemas sumber belajar, (3)
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui media masa, media
elektronik, dan media online mempermudah kompilasi sumber belajar yang telah
ada, dan ikut memanjakan guru-guru untuk menggunakannya, (4) sumber belajar
pada satu pokok bahasan yang sama dapat digunakan pada semua wilayah di
Negara Kesatuan Republik Indonesi, sehingga tinggal dishare (dibagika) kepada
semua guru serumpun dan dapat digunakan secara bersama-sama oleh semua
guru yang ada di seluruh Indonesia, (5) langkah-langkah pengembangan sumber
belajar dinilai terlalu menyulitkan guru, khususnya guru yang masih gagap
teknologi, karena hampir semua sumber belajar saat ini bersumber dari online
dan (6) belum ada pelatihan, pendampingan dan validasi yang memadai dari
lembaga khusus yang mampu memfasilitasi guru dalam mengembangkan
48