Page 55 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 55

mengganggu  perkembangan dan  pemeliharaan hal-hal positif.  Akhirnya,  kita
                      harus  mengakui  bahwa  hubungan  sosial  bersifat  diadik.  Rekan-rekan  siswa
                      penyandang  disabilitas,  jika  mereka  ingin  menjadi  dewasa  menjadi  anggota
                      masyarakat  yang  mampu  melihat  'orang  pertama'  dan  disabilitas  hanya
                      sebagai  salah  satu  dari  banyak  karakteristik  identitas  individu,  perlu
                      memeriksa  kembali  sikap  mereka  terhadap  memiliki  teman  sekelas
                      penyandang  disabilitas  dan  perilaku  yang  terlalu  sering  mengucilkan,
                      menggertak dan melecehkan sesama siswa mereka.

                      B. Apa itu Inklusi Sosial dan Psikologis
                           Inklusi  sosial  dan  psikologis  dimulai  dengan  keyakinan  bahwa  semua
                      anak  dan  remaja  memiliki  hak  untuk  mengembangkan  dan  memelihara
                      persahabatan  dan  hubungan  sosial  yang  berharga  lainnya  dengan  teman
                      sebaya yang mereka pilih sendiri, mengalami rasa memiliki, dan berpartisipasi
                      penuh serta mengembangkan kehadirannya di masyarakat. Inklusi sosial dan
                      psikologis     sejati   tercapai    ketika     siswa    penyandang       disabilitas
                      mengembangkan  dan  mempertahankan  lingkaran  pertemanan  yang
                      mendukung  yang  telah  mereka  pilih  sendiri;  mengalami  persahabatan  dan
                      hubungan sosial lainnya yang bergerak dari konteks di mana mereka awalnya
                      dibuat  ke  yang  baru;  mengalami  tingkat  kedekatan  emosional  yang  mereka
                      inginkan  dengan  teman-teman  mereka;  mengalami  rasa  memiliki  dan  rasa
                      hormat  di  sekolah  dan  komunitas  mereka;  dan  tidak  lagi  dilecehkan,
                      dipandang  'istimewa',  atau  dikasihani  tetapi  diperlakukan  dengan  cara  yang
                      sama  dengan  rekan-rekan  mereka  tanpa  cacat.  Cobigo  et  al.  (2012)
                      mendefinisikan  inklusi  sosial  dengan  baik,  berpendapat  bahwa  anak-anak
                      harus  merasakan  rasa  memiliki  dalam  jaringan  sosial  tempat  mereka
                      menerima dan memberikan dukungan, mengalami peran sosial yang berharga
                      dan  dipercaya  untuk  melakukan  peran  tersebut  di  masyarakat.  Walker  dkk.
                      (2011) memperluas definisi ini dengan menambahkan faktor sosial, termasuk
                      penerimaan  penyandang  disabilitas  di  lingkungan  sekolah,  pekerjaan,  dan
                      komunitas.  Seperti  yang  disarankan  Giangreco  (2003),  inklusi  sejati
                      mencerminkan  pendekatan-pendekatan  yang  seimbang  di  mana  anak-anak
                      tidak hanya dilibatkan secara fisik dan akademis, tetapi juga mengalami inklusi
                      dalam arti sosial dan psikologis. Bagi Giangreco, inklusi sosial dan psikologis
                      mengacu  pada  sejauh  mana  siswa  penyandang  disabilitas  mengalami  rasa
                      memiliki di dalam dan di luar kelas selama hari sekolah dan seterusnya. Ini
                      mencerminkan  situasi  di  mana  semua  siswa,  termasuk  siswa  penyandang
                      disabilitas, dianggap  sebagai anggota  penuh  komunitas  sekolah dan berhak
                      atas  akses  yang  sama  terhadap  peluang  sosial  dan  akademik  (Keys,
                      McMahon,  &  Viola,  2014).  Inklusi  sosial  dan  psikologis  terkait  erat  dengan
                      praktik    yang     mendukung       siswa     penyandang       disabilitas   dalam
                      mengembangkan  kapasitas  pribadi  yang  terkait  dengan  pengembangan  dan
                      pemeliharaan hubungan sosial yang positif dan penyediaan kesempatan untuk
                      terhubung dengan teman sebaya tanpa disabilitas atas dasar pilihan bersama.
                      Guru  dan  anggota  tim  multidisiplin  bertanggung  jawab  untuk  menyediakan


                                                                                                        52
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60