Page 57 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 57

terhadap  teman  sebayanya  yang  menyandang  disabilitas  semuanya  telah
                      dipelajari,  dengan  temuan  serupa:  Sikap  berkembang  cukup  dini  di  masa
                      kanak-kanak (Innes & Diamond, 1999). Mereka dibentuk oleh keyakinan guru
                      dan  orang  tua  (Gollnick  &  Chinn,  2002)  dan  cenderung  menjadi  semakin
                      negatif dari waktu ke waktu (Ferguson, 1999; Swaim & Mor gan, 2001). Anak-
                      anak antara usia 3 dan 12 sudah lebih suka berada di dekat teman sebaya
                      yang biasanya berkembang daripada rekan-rekan penyandang cacat (Nowicki
                      &  Sandieson,  2002).  Siswa  penyandang  disabilitas  mengalami  sentralitas,
                      penerimaan,  persahabatan  dan  timbal  balik  yang  lebih  rendah;  penolakan
                      yang  lebih  besar;  dan  secara  signifikan  kurang  keintiman  dalam  hubungan
                      mereka  daripada  rekan-rekan  mereka  yang  biasanya  berkembang  (Bakker,
                      Denessen,  Bosman,  Krijger,  &  Bouts,  2007;  Bossaert,  Colpin,  Pijl,  &  Petry;
                      2015;  Chamberlain,  Kasari,  &  Rotheram-Fuller,  2007;  Kasari,  Gulsrud,  &
                      Rotheram-Fuller,  2011;  Koster,  Pijl,  Nakken,  &  Van  Houten,  2010;  Ruijs  &
                      Peetsma,  2009).  Lebih  jauh  lagi,  terdapat  bukti  bahwa  kedekatan  dengan
                      teman  sebaya  yang  memiliki  disabilitas  (misalnya,  di  lingkungan  sekolah
                      inklusif)  tidak  selalu  menghasilkan  sikap  positif  (Bakker  &  Bosman,  2003;
                      Gallagher et al., 2000; Ochs, Kremer-Sadlik, Solomon , & Gainer Sirota, 2001)
                      dengan  sejumlah  investigasi  menunjukkan  bahwa  anak-anak  akan
                      berinteraksi  dengan  teman  sebaya  yang  memiliki  kemampuan  hanya  dalam
                      pengaturan  terstruktur  di  mana  mereka  didorong  secara  eksplisit  untuk
                      berinteraksi  bersama  (Frea,  Craig-Unkefer,  Odom,  &  Johnson,  1999).
                      Berdasarkan temuan ini, sangat penting bahwa administrator, pendidik umum
                      dan khusus, guru, orang tua dan siswa bekerja sama untuk membangun dan
                      memelihara budaya sekolah inklusif. Yang dimaksud dengan inklusi organisasi
                      adalah  sejauh  mana  inklusi  secara  eksplisit  dimasukkan  ke  dalam  misi  dan
                      nilai-nilai sekolah dan didukung oleh pemimpin sekolah, staf dan guru melalui
                      komunikasi, pengembangan dan praktik profesional (McMahon, Keys, Berardi,
                      Crouch, & Coker, 2016). Atribut budaya sekolah yang mendasari inklusi sosial
                      dan  psikologis  penyandang  disabilitas  dan  kebutuhan  pendidikan  khusus
                      lainnya meliputi:
                       •  Merayakan keragaman dalam segala bentuknya
                       •  Menghargai pendapat siswa
                       •  Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  dan  staf  untuk  berbagi
                           kemampuan dan kapasitas mereka dengan orang lain
                       •  Pembagian wewenang
                       •  Akuntabilitas siswa satu sama lain
                       •  Pemahaman  tentang  disabilitas  dan  isu-isu  terkait  disabilitas  sebagai
                           bagian dari persiapan sekolah untuk pendidikan inklusif
                       •  Partisipasi dalam rutinitas dan aktivitas bersama
                       •  Pemberian kesempatan kepada semua siswa untuk berpartisipasi dalam
                           acara  yang  bertujuan  untuk  mengembangkan  semangat  komunitas  di
                           seluruh sekolah (Carreiro King, 2003; Cornelius & Herrenkohl, 2004; Erwin
                           & Guintini, 2000; Parsons, 2003)



                                                                                                        54
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62