Page 62 - E-MODUL_PENDIDIKAN INKLUSI
P. 62
kesalahan mereka dan tumbuh dalam proses. Harapan yang rendah dari
anggota keluarga dan guru sehubungan dengan hasil yang mungkin dicapai
oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa penyandang cacat juga
menghadirkan penghalang untuk penentuan nasib sendiri (Wehmeyer &
Abery, 2013). Orang tua, guru, dan profesional pendidikan lainnya terlalu
sering berasumsi bahwa jika siswa penyandang disabilitas saat ini belum
menguasai suatu keterampilan, maka mereka tidak memiliki kemampuan
untuk terlibat dalam kegiatan itu di lain waktu atau dalam konteks yang
berbeda. Peluang untuk mengaktualisasikan self-determination dengan
demikian terbatas pada pemahaman bahwa kebutuhan ini hanya ada pada
saat ini dan tidak untuk peluang di masa depan.
Guru yang menciptakan lingkungan kelas, di mana self-determination
diajarkan dan didukung, misalnya, perlu bekerja dengan keluarga untuk
memastikan bahwa proses kritis ini didukung di seting rumah, serta peluang
generalisasi ke lingkungan lain yang lebih luas. Sayangnya, hubungan yang
ada untuk banyak anak dan remaja penyandang disabilitas tidak memadai
dalam hal kuantitas dan kualitasnya, atau bahkan sama sekali tidak ada.
Personil sekolah dalam banyak kesempatan menyuarakan keprihatinan
bahwa orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas tidak menindaklanjuti
untuk mendukung tugas sekolah yang diminta siswa lakukan di rumah atau
menghadiri pertemuan, terutama ketika siswa tersebut telah lebih tua.
Kegagalan administrator sekolah untuk menyediakan dana untuk mendukung
memfasilitasi inklusi berkualitas tinggi siswa penyandang cacat di kelas
pendidikan umum juga adalah masalah yang berfungsi untuk membatasi self-
determination baik di berbagai negara. Dengan tidak adanya kontak sehari-
hari dengan teman sebaya yang biasanya berkembang, self-determination
siswa penyandang cacat terhambat.
D. Rekomendasi dan Intervensi Praktis untuk Mendukung Self-
Determination
Selama beberapa dekade terakhir, sejumlah program formal telah
dikembangkan dan diuji di lapangan untuk mendukung aktualisasi self-
determination bagi siswa berkebutuhan khusus. Namun perlu dicatat bahwa
berdasarkan literatur penelitian yang ada, berbagai rekomendasi informal,
nonprogram, juga dapat dibuat yang berpotensi mendukung pengembangan
keterampilan, basis pengetahuan, dan sikap serta keyakinan yang mendukung
pengembangan diri, serta ttekad dalam konteks keluarga, sekolah dan
masyarakat. Terlepas dari apakah pemrograman itu formal atau dukungan
bersifat informal, praktik terbaik saat ini dapat diringkas dengan baik oleh
pernyataan, 'mulai lebih awal dan berikan sebanyak mungkin peluang.'
Faktor penting pertama dalam intervensi adalah individu dan keluarga.
Selama masa bayi awal, anak-anak mulai terlibat dalam perilaku yang
disengaja dan, dengan cara yang belum sempurna, memulai proses
penentuan nasib sendiri. Mempelajari tangisan bayi dan meresponnya dengan
cepat memungkinkan anak-anak, bahkan pada usia yang sangat muda, untuk
59