Page 11 - E-MODUL_Pendidikan Matematika di Kelas Rendah
P. 11

transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah,
                  disiplin  pribadi,  dan  apresiasi  pada  struktur  matematika,  sedangkan  objek
                  langsung matematika adalah:
                   1)  Fakta (fact) adalah perjanjian-perjanjian dalam matematika seperti simbol-
                      simbol matematika contohnya: “+” adalah simbol dari operasi penjumlahan,
                      simbol “3” untuk kata “tiga”, sinus, cosinus, tangens beberapa nama fungsi
                      dalam trigonometri.
                   2)  Keterampilan (skills) adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar
                      dan cepat misalnya:
                       a.  pembagian secara singkat, contohnya 18 : 3 = 6
                       b.  penjumlahan pecahan desimal, contohnya 0,5 +1,2 = 1,7
                   3)  Konsep  (concept)  adalah  ide  abstrak  yang  menunjukkan  kelompok  objek
                      ke dalam contoh dan bukan contoh. Misalnya himpunan segitiga, kubus dan
                      jari-jari lingkaran, merupakan contoh konsep matematika.
                   4)  Prinsip  (principle)  adalah  sederetan  konsep  beserta  dengan  hubungan  di
                      antara konsep-konsep tersebut. Contoh: dua segitiga sama dan sebangun
                      bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen.


                                                     RANGKUMAN

                           Teori belajar Piaget, membagi tahapan perkembangan mental manusia
                  menjadi 4 tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasi
                  konkret,  dan  tahap  operasi  formal.  Dengan  paham  konstruktivisnya  Piaget
                  berkeyakinan  bahwa  individu  yang  belajar  harus  aktif  membangun
                  pengetahuannya sendiri, bukan sebagai penerima pasif. Seseorang yang belajar
                  mengalami proses asimilasi dan akomodasi.
                           Jerome S. Bruner, menyatakan bahwa untuk memberikan pemahaman
                  kepada  siswa  tentang  suatu  materi/konsep  matematika  dalam  proses
                  pembelajaran, mereka sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda
                  atau  alat  peraga  yang  dirancang  secara  khusus  dan  dapat  diotak-atik  atau
                  dimanipulasi. Berkaitan dengan pembelajaran, Bruner membagi tahapan belajar
                  seseorang  menjadi  tiga  tahap,  yaitu:  tahap  enaktif,  tahap  ikonik,  dan  tahap
                  simbolik.
                           Richard Skemp membagi tahapan belajar siswa menjadi dua tahap, yaitu
                  tahap konkret dan tahap abstrak. Tahap konkret itu akan menjadi dasar dalam
                  belajar pada tahap berikutnya yaitu tahap abstrak.
                           Menurut keyakinan Zoltan P. Dienes, para siswa akan dapat memahami
                  suatu konsep dengan penuh bila penyajiannya menggunakan berbagai sajian
                  (representasi).  Hal  ini  akan  menjadi  lebih  baik  dibandingkan  dengan  suatu
                  penyajian yang hanya menggunakan satu macam cara saja.
                           Menurut William Brownell, para siswa diyakini dapat memahami konsep-
                  konsep  matematika  jika  belajar  dilakukan  secara  permanen.  Dalam  proses
                  pembelajaran  digunakan  benda-benda  konkret  yang  dapat  dimanipulasi  oleh
                  siswa. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap suatu konsep matematika
                  dapat dikembangkan secara bermakna. Sehingga teori Brownell ini juga disebut
                  meaning theory.




                                                                                                      7
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16