Page 107 - 9 dari Nadira
P. 107
'[ asbih
"Ayah ... Ayah memegangnya waktu I bu .. :
Tiba-tiba saja Tara ingin mengambil kepala Nadira dan
membenamkan s e luruh tubuh yang gelisah itu ke dadanya.
Tetapi dia tetap diam dan hanya menatap tumpukan map
penugasan di atas meja. Nadira kemudian menenangkan
dirinya. Kini dia menatap lurus pada Tara.
"Liputan Kriminalitasdan Hukum minggu ini sebetul
nya sangat berat .. ."
Nadira menyodorkan tangannya. Tara menghela nafas
putus asa. D i a memberikan dua map berisi lembar penu
gasan. Setelah Nadira membaca sekilas, dia kembali me
natap Tara.
"Penugasan krim minggu n i akan mengurashati." Tara
i
mengingatkan. "Semula aku akan memberikan i n i kepada
Andara. i a kan belajar psikologi. Rencanaku tadinya mau
D
memasukkan kamu ketim laporan utama bersama Yosrizal.
Kita ada liputan besar kasuspembelian kapal Jerman Timur.
Saya rasa kamu ... "
"Saya ambil krim, Mas!"
"Saya tidak s e tuju!"
"Kenapa?"
Tara menghela nafas. "Waktu Andara mengajukan
i
permintaan wawancara, ps k i a ter i n i hanya bersedia di
D
wawancarai kamu. i a menyebut namamu. Saya tidak nya
D
man, i ra."
Nadira mengerutkan keni ng. "Kenapa?"
Tara menggelengkan kepalanya, "Saya tidak mau
mengabulkan permintaan seorang kriminal seperti dia."
"Mungkin saya harus menemui dia. Nanti saya cari
tahu, kenapa dia ingin bertemu dengan saya."
Tara masih sangsi.
Nadira berdiri. i a menatap Tara kembali. Menekan.
D
100