Page 118 - 9 dari Nadira
P. 118
Geilo ,§. Chudori
Tetapi tawanya menusuk jantung Nadira. T e p a t d i
tengah-tengah. Detaknya berhenti seketika.
Bapak X menikmati wajah Nadira yang pucat.
"Apa yang kau I i hat pertama kali. . ."
"Bunuh diri memiliki sebuah bahasa khusus .. ,,.,
Bapak X mengucapkan ini dengan nada yang mengalun.
Nadira tersentak. Bapak X, psikiater ternama ini me
nyitir sa j ak Anne Sexton:
Suicides have a special language.
Like carpenters they want to know Which T o o ls
T h e y never ask Why Build.2
Nadira tidak menjawab sama s e k ali dan tidak berniat
meladeni kegilaan Bapak X. Tetapi sialan! Pertanyaan itu
malah membentangkan s e buah layar masa lalu, tiga tahun
lalu tepatnya, ketika kali pertama dia menemukan ibunya
tergeletak di lantai rumah, dalam keadaan tak bernyawa.
Tubuh yang biru. Pipi yang biru. Dan bibir yang keputihan
karena busa yang kering. Bunga seruni yang memenuhi
makam lbu.
"Ceritakan ... ," BapakX berbisikdengan bernafsu, "ceri
takan perasaanmu ... Bagaimana reaksi kakak-kakakmu ...
.
Aku bisa membayangkan dinamika kehidupan kalian .. "
"Kami baik-baik saja. Saya mendntai kakak-kakak saya!"
Nadira buru-buru menancapkan pagar di sekeliling tubuhnya.
Bapak X tertawaterbahak-bahak. Girang sekali melihat
Nadira terpancing.
"Kenapa saya tak percaya?"
' T e rjemahan bebas puisi "Wanting to Die"karya penyair Anne Sexton.
2 Puisi ·wanting to Die" karya Anne Sexton.
111