Page 120 - 9 dari Nadira
P. 120
beilo ,§). Chudori
bekas yang sudah bau busuk ... Ayo, S id ! S i a p r
D u a r , duar!!!!
P e t a sa n meledak. Dua buah bantal hancur-lebur dan
jutaan kapuk melayang-layang seperti sa / j u yang menye
limuti rumput tanaman belakang.
" S a /j u , s a lj u di J a karta!!N tiga ekor m o n y e t menari
nari d i atasrumput yang penuh o / e h kapuk.
Nadira menggelengkan kepalanya. Abangnya dan
k e d u a sepupunya itu seharusnya s u d a h memasuki usia
r e m a j a yang N d e wasaN. Mereka bertiga duduk di kelas satu
sekolah menengah atas, t e t a p i tingkah /aku mereka lebih
mirip penghuni Ragunan.
Nadira duduk kembali d i muka mesin tik milik ayahnya
d i m e ja makan. lni adalah cerita pendeknya yang keenam
yang akan dikirim kemajalah Mata Hati. Lima cerita pen
d e k yang b e l u m n y a sudah dimuat, sudah digunting sang
se
ayah dan dibingkai, d i p a jang d i ruang kerja ayahnya.
Ayahnya begitu bangga. SeUap kali mereka makan ma/am
bersama, ayahnya akan mencium ubun-ubun Nadira d a n
menyatakan anak bungsunya yang baru berusia 1 2 tahun
itu pasti bisa meneruskan p e k e r j a a n ayahnya kelak. Dada
ayam goreng yang biasanya disimpan untuk sang ayah
kini berimigrasi dari piringnya ke piring anak bungsu.
Nadira tak pernah menyadari sepasang mata Y u Nina
yang berkilat-kilat marah menyaksikan perpindahan �
potong d a d a ayam yang berharga itu. Nadira terlalu sibuk
menangkis kaki Arya yang menendang tulang keringnya
dan wajah Arya yang m e m o h o n ... Seperti biasa, Nadira
m
tidak tega dengan wajah abangnya yang sangat e n yukai
d a d a ayam itu. Dia akan memindahkan sepotong ayam itu
kepiring abangnya. Adegan-adegan seperti ini hanya b e r
bekasdi ha ti Nina. Untuk Ar ya s i B a n d e l , yang penting d ia
mendapatkan jatah d a d a ayam. Beres.
11C)