Page 180 - 9 dari Nadira
P. 180

beila g,.  Chudori





                 Dan  hanya dalam  beberapa  detik,  bibirnya  sudah  bersatu
                 dengan bibirku. Darahnya berdesir di antara aliran darahku.

                 Tubuhnya berada di dalam tubuhku.

                                                    ***


                       "Kita harus bercerai."

                       Suara  Nadira terdengar  datar.  Tenang.  Tanpa  emosi.
                 Seperti  sebatang  sungai  di  pedalaman  kawasan  Ontario
                 yang tak mengenal  riak dan gerak.

                       Nadira tengah memasukkan potongan tomat ke dalam
                 panci  berisi  sup  Hungarian  Goulash. Sedangkan  Niko ter­
                 seok-seok  menuju  meja  kerjanya.  Mukanya berwarna  biru

                 lebam.  Tetapi,  mencoba  gagah  perkasa,  dia tidak  peduli
                 dengan  tubuhnya  yang  rontok.  Nadira  juga  berpura-pura

                 tak memperhatikan tubuh Niko yang sudah berubah bentuk
                 dan warn a. D iatahu, Niko akan  lebih berterimakasih jika dia
                 tak  banyak tanya.  Niko sibuk memasukkan  beberapa buah

                  buku ke dalam ransel besarnya.  i a   hanya menggumam dan
                                                        D
                 mengatakan se t uju.

                       "Ya,  ya,  ya,  pulang dari  Yogya nanti,  saya  akan  beres­
                  beres dan  keluar dari rumah ini."
                       Nadira merasa matanya panas. Apakah  karena bawang

                 bombai  yang tadi  dia potong-potong? Atau barangkali  karena
                 sececa   h   lada memutuskan untuk menyelip ke ujung matanya?

                       "Kalau kamu sudah siap,  kita bisa bicarakan soal  anak,
                 harta,  dan  rumah  ini. Senin  depan,  aku sudah  kembali  dari
                 Yogya. "

                       "Aku tidak ingin apa-apa. Kec:uali Jodi. Aku hanya ingin
                 Jodi."

                                                                                      D
                       Kali ini Nikomenghentikan kegiatannyamengepak.  i a
                 menatap  Nadira.  Matanya yang berwarna biru  dan  merah,
                 campur-aduk itu, memandang Nadira.


                                                   17�
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185