Page 182 - 9 dari Nadira
P. 182
Geila g,. Chudori
"ltu hanya gunjingan?"
"Mungkin gunjingan yang sama yang wara-wiri tentang
N
kamu, i ko, yang mengatakan kamu tidur dengan sederetan
perempuan, termasuk berbagai istri kawan-kawanmu, bah
kan setelah kita menikah."
Niko tidak menjawab. D i a tampak malas sekali men
jawab ucapan Nadira yang terdengar mulai nyinyir. "ltu soal
lain. Aku lelaki. Dan perempuan-perempuan yang kutiduri
itu tidak ada yang kau kena1.·
Tiba-tiba saja dunia Nadira yang gelap menjadi terang
benderang. Nadira mendapatkan pencerahan. D i a kini pa
ham kenapa abangnyatak pernah setuju dan tak pernah suka
kehadiran Niko dalam hidupnya. Bahkan setelah Jodi lahir,
sang abang hanya bisa menunjukkan sikap kasih kepada
Jodi semata. Begitu berhadapan dengan Niko, persediaan
keramahan Arya ludes seketika. Arya tak pernah percaya
bahwa Niko akan mernperlakukan Nadira dengan baik.
"ltu s e muatak terlalu penting. • kata Niko sambil meng
hela nafas. "inti permasalahannya adalah: kita tidak saling
mencintai lagi."
Nadira tak menjawab. Niko dengan wajah yang kini
berwarna campuran biru, m·erah, ungu itu kemudian me
lunrurkan senjatanya yang terakhir, "Aku mendengar
kamu s e karang raj in menyaksikan pertunjukan tari Kirana,
D
ciptaan Gilang Sukma. i a sudah menjadi mantan suami Yu
Nina. Mantan! Tapi tetap saja kamu ke sana. Setiap malam.
Setiap malam kamu menyaksikan pertunjukan itu."
D
Nadira berdiri dan kembali menyalakan api. i a mene
ruskan kesibukannya yang tadi terganggu: Sup H u n garian
Goulash. T i d a kkah d ia tahu. Aku menemukan seseang
yang begitu indah. Aku bertemu seorang panji. Kami tak
tahu kami hidup d i abad keberapa. Kami tak p e d u l i kami
17§