Page 257 - 9 dari Nadira
P. 257

Jlt Pedder Ba�





                riak Pedder Bay. Aneh, bunyi  riak itu seperti  sebuah ritme
                yang  tetap.  Seperti  ritme  zikir.  Tiba-tiba  saja  Nadira
                teringat  zikir  yang  selalu  menenangkannya;  helai-helai

                bunga seruni. .. Seikat kembang seruni yang diberikan Tara
                kepadanya.
                      Matahari  sore Victoria sudah mulai turun. Anak-anak

                sud ah keluar dari kelasmereka yangterakhir. Nadira merasa
                teluk itu menjadi sebuah layar lebar masa lalu mereka.



                Jalan Kesehatan, Jakarta, Juni 1989


                                     ca
                      Aku melihat  h a y a  bu/an seperti mengusap-usap ram­
                but Kang Arya.  Mungkin a/am tahu betul,  seluruh tubuh
                Arya tengah  dibakar  a p i   kemarahan.  Dan mungkin juga
                cahaya bu/an telah membuatnya lebih dingin dan tenang.

                Aku mendekati d i a   perlahan.  Loteng rumah kami di Jalan
                Kesehatan memang tempat Kang Arya merenung se t e l a h
                d i a   salat.

                      S e t e l a h   sebuah makan m.a/am yang h e b o h   dengan Y u
                Nina,  Mas Gilang,  dan  seluruh  ke/uarga  Suwandi,  Kang
                Arya menghilang.
                      N K  ang ...  •

                      Kang Arya  t i d a k   menoleh  dan  t i d a k   menjawab. Aku
                duduk d i  sampingnya.

                      N S a y a   ingin kembali lagi k e  Amsterdam, kita tak per­
                nah bertengkar d i  sana ... , • tiba-tiba kudengar suara Kang
                Arya.
                      N S a y a   tidak ingat,  Kang.  S a y a   kan masih k ec i l   waktu

                kita kembali ke Jakarta. N
                      N M e n j a d i   dewasa  membuat  kita  jadi  harus penuh
                perhitungan  dan strategi. Aku  ingin  sekali percaya  pada

                Gilang.  Tetapi  sejarahnya  membuat  aku  jadi  penuh
                curiga. N


                                                   2§2
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262