Page 82 - 9 dari Nadira
P. 82
Jv1elukis. bangit
yang sudah dikenalnya: All the President's Men. Film itu
sudah ditontonnya puluhan kali. Tiba-tiba ayahnya merasa
ada yang memperhatikan dirinya. I a menoleh.
"Nadira .. ."
Nadira menyodorkan piring berisi lasagna dan mem
bersihkan kerongkongannya, "Lasagna buatan kantin kan
tor Ayah. Masih ada dua potong terakhir. . . "
Mata ayahnya berkilat menatap pi ring i tangan anak
d
nya. I a tersenyum keci I.
d
"Ketemu s iapa saja i kan1in?"
Nadira mengambil piring d i lemari dan menjawab
sekilas. "Pak Riswanto .. ."
Ayahnya terdiam. D i pandangnya dua potong lasagna
itu. Kilat matanya kembali redup. Kemudian menatap ke
d
layar televisi. Ada adegan kesibukan i ruang kantor harian
The Washington P o s t . Lantas muncul Dustin Hoffman. Ter
dengar dengung nyamuk di kupingnya.
"Yah, i n i sudah saya bawakan, Yah ... Ada kue lumpur
surga juga, Yah"
"Ya, ya ... , tolong pindahkan ke pi ring kecil."
Nadira memindahkan dua potong lasagna dan memin
dahkan beberapa potong kue lumpur surga ke piring kecil
yang lain. Didekatinya ayahnya dan disodorkannya kedua
pi ring itu. Ayahnya mengambil piring-piring itu dari tangan
anak bungsunya. Diletakkannya kedua piring itu ke atas
meja kecil d i sebelah kursinya. Tatapannya tetap lurus ke
arah layar televisi.
Nadira diam. Lalu dia menyambar handuk dan masuk
ke kamar mandi. Segayung air dingin yang i banjurkan ke
d
a
mukanya bercampur dengan i r hangat yang mengalir mem
basahi pipinya.
***
74