Page 20 - Alifia Nurul Safira (22291001), Maolida Ahmalia (22290125), Khotibul Umam (22291005), M. Rizwan Hasyim (22291006) Dalam lingkungan sekolah elit yang penuh dengan tekanan sosial, enam remaja menghadapi konflik, diskriminasi, dan perundungan yang merongrong keseharian mereka. Titus, seorang siswa dengan kebanggaan akan identitasnya, berjuang untuk bersuara melawan ketidakadilan, meskipun teman- temannya seperti Amira menunjukkan sikap ambigu.
Didorong oleh bimbingan Pak Tedy, seorang guru bijaksana, kisah ini mengungkap kebenaran yang selama ini terbungkäm, mengajarkan arti empati, keberanian, dan pentingnya menghormati perbedaan.
P. 20
CHAPTER IV
KEBENARAN TERUNGKAP (THE TRUTH IS REVEALED)
Di ruang guru dan aula sekolah. Revan, Siska, Albi, Titus, Amira, dan Pak Tedy
dipanggil untuk menghadiri rapat darurat. Kejadian di halaman belakang sekolah telah
tertangkap kamera CCTV, dan pihak sekolah akhirnya mengetahui perundungan yang
dilakukan oleh Revan dan Siska. Semua karakter hadir di ruangan ini dengan suasana tegang.
Kepala sekolah duduk di depan, sementara Pak Tedy berdiri di samping.
In the teachers' room and the school hall. Revan, Siska, Albi, Titus, Amira, and Mr. Tedy are called to
an emergency meeting. The incident in the backyard of the school has been caught on CCTV, and the
school finally learns of the bullying committed by Revan and Siska. All the characters are present in
this room with a tense atmosphere. The principal sits at the front, while Mr. Tedy stands at the side.
Kepala Sekolah: (membuka rapat dengan suara tegas) "Terima kasih kepada semua yang
hadir. Saya akan langsung saja. Beberapa hari lalu, kami menemukan rekaman CCTV di
halaman belakang sekolah yang menunjukkan kejadian yang sangat tidak pantas. Kejadian ini
melibatkan beberapa siswa yang ada di ruangan ini, dan setelah kami melihat rekamannya,
keputusan telah dibuat."
Principal: (opening the meeting in a firm voice) “Thank you to everyone for attending. I'll
get right to it. A few days ago, we found CCTV footage in the backyard of the school that
showed a very inappropriate incident. This incident involved some of the students in this
room, and after we saw the footage, the decision has been made.”
Revan duduk dengan wajah penuh percaya diri, meski sedikit tegang. Siska di sampingnya
tampak tidak terpengaruh, sementara Albi terlihat gugup. Titus duduk di belakang, berusaha
tetap tenang, dan Amira tampak cemas.
Revan sat with a confident, albeit slightly tense, face. Siska beside him seemed unfazed, while
Albi looked nervous.Titus sat at the back, trying to remain calm, and Amira looked anxious.
Revan: (berbisik ke Siska, dengan nada arogan) "Ini pasti nggak penting. Mereka nggak bisa
buktikan apa-apa."
Revan: (whispering to Siska, in an arrogant tone) “This must not be important. They can't
prove anything.”
Siska: (tertawa kecil) "Mereka hanya berlebihan. Kita bisa lolos dari ini."
Siska: (chuckles) “They're just overreacting. We can get away with this.”
Kepala Sekolah: (melanjutkan) "Dalam rekaman CCTV, terlihat jelas bahwa Revan dan
Siska terlibat dalam tindakan perundungan fisik terhadap siswa lain, yaitu Titus. Rekaman ini
cukup kuat untuk menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi."
Principal:(continued) “In the CCTV footage, it is clear that Revan and Siska were involved
in acts of physical bullying against another student, Titus.This footage is strong enough to
show what actually happened.”
16