Page 115 - dear-dylan
P. 115
“Hah, pura-pura nggak tahu lagi! Maaf ya, tapi gue rasa sebelum gue dicampakkan demi
Regina, gue aja yang duluan mutusin lo! Mulai sekarang kita putus! PUTUS!”
Buset! PUTUS???
“Alice, tunggu... kamu nggak boleh gitu aja bilang putus...”
“Oh, bisa aja! Buat apa gue terus sama lo, kalau gue tahu lo ada main sama cewek lain di
belakang gue? Gue tahu gue memang jelek, sering malu-maluin, konyol, nggak pantes buat
lo, tapi kok lo setega itu sih sama gue?!”
Wah, semakin lama semakin ngaco nih!
“Lice, aku sama sekali nggak ngerti apa yang kamu omongin! Bener, Lice, aku sama
sekali nggak ngerti! Infotainment apa? Main sama cewek lain apa? Dan kamu sama sekali
nggak jelek, malu-maluin, dan konyol seperti yang kamu bilang tadi!”
“Gue benci sama lo, Dylan! Gue benciiiii!” jerit Alice sambil memukul-mukul dada gue,
lalu berlari meninggalkan ruang tamu. Gue bisa mendengar suara pintu kamarnya yang
dibanting dengan keras di kejauhan.
Oh, God... ada apa lagi ini?
“Maaf, Dylan, tadi sebenarnya Tante sudah hampir bilang supaya Dylan pergi saja, tapi
karena Dylan ngotot kepingin bicara sama Alice...”
Tante Lita, nyokap Alice, tiba-tiba sudah berdiri di depan gue, dan menatap gue dengan
pandangan yang nggak bisa gue tangkap apa artinya.
“Maaf, Tante, tapi Alice... Alice kenapa? Dia bicara macam-macam, saya sama sekali
nggak ngerti...”
“Dylan, Tante harap kamu ngerti kenapa Tante membela Alice... Dia anak Tante, dan
Tante cuma nggak ingin ada yang menyakiti dia...”
Lho? Ini siapa yang menyakiti siapa? Kok mendadak Alice dan nyokapnya jadi aneh
begini sih?
“Tante, saya nggak pernah bermaksud menyakiti Alice. Kalau soal kerus...”
“Kalau kamu nggak bermaksud untuk menyakiti Alice, pasti kamu nggak akan menjalin
hubungan dengan cewek lain.”
JDEEEERRR! Kayaknya bener nih bukan otak gue yang lambat loading, tapi memang
Ailce dan nyokapnya yang lagi ngaco omongannya!
“Saya nggak menjalin hubungan dengan cewek lain, Tante. Siapa yang bilang...?”
“Lalu yang di infotainment tadi pagi itu apa?”
“Infotainment... apa?” tanya gue dengan kebingungan tingkat tinggi.
Tante Lita mengernyit. “Kamu benar-benar nggak tau?”
“Apa soal konser di Pekanbaru yang rusuh? Tapi itu kan...”
“Bukan, bukan soal konser rusuh,” potong Tante Lita, “tapi berita bahwa kamu pacaran
dengan Regina Helmy.”
Gue merasa baru kejatuhan bola boling, tepat di ubun-ubun.
“Saya? Dan Regina Helmy???”
“Ada wartawan yang mengambil gambar kalian berciuman. Di Batam. Tadi pagi.”
Haaaaaaaaaaaaahhhh?!
“Tolong jelaskan, Dylan. Tante nggak bisa terima anak Tante diperlakukan seperti itu.
Alice itu sangat...”