Page 65 - dear-dylan
P. 65

“Eh iya, Tante sampai hampir lupa. Tante mau tanya, Dylan sudah pernah nyampein belum
               kalau Tante mau minta tolong Alice untuk jadi penerima tamu di pesta pernikahannya Tora sama
               Vita?”
                    Oh itu. Syukurlah bukan masalah pot mawar!
                    “Udah, Tante, udah...”
                    “Terus, Alice mau, kan?”
                    “Mau, Tante.”
                    “Wah,  asyik  deh  kalau  begitu!  Soalnya  ceweknya kurang  satu  nih,  hehe...  Dan  kamu  kan
               udah bagian dari keluarga kami.”
                    Glek. GLEK! Aku sudah dianggap bagian dari keluarga Dylan??? Cihuhuhuy!
                    “Terus ini nih... penjahit bajunya siang ini mau datang ke rumah untuk ngukur badan. Alice
               bisa ke sini juga nggak? Untuk ngukur juga, maksudnya. Harus mulai bikin baju dari sekarang,
               kalau nggak nanti waktunya nggak cukup...”
                    Samar-samar aku teringat kata-kata Dylan untuk nggak ikut rapat panitia ini-itu, karena bakal
               bikin stres, tapi mana mungkin aku bilang nggak mau ke Tante Ana? Apalagi ngukur badan kan
               nggak bisa diwakilkan.
                    Tapi... oh no! Ngukur badan! Itu berarti lebar pinggang, pinggul, dan lingkar dadaku bakal
               diukur di depan Tante Ana dan seluruh tante Dylan???
                    Arrghh!!! Gimana dong? Mana semalam Mama masak ikan bumbu tomat dan aku makan
               banyak banget terus langsung tidur, pula! Pasti perutku sudah bertambah buncit dua senti dalam
               semalam! Bagaimana bisa aku mengukur badan dalam kondisi  begini? Nanti  Tante  Ana bakal
               benar-benar beranggapan aku nggak pantas untuk Dylan! Omigod...
                    “Halo, Alice? Kamu masih di situ?”
                    “Ehh... ehh iya, Tante.”
                    “Gimana, dalam dua jam bisa ada di sini, kan? Maaf lho dari dulu Tante sering minta Alice
               datang ke sini mendadak, habisnya kemarin... yah, Alice tahu kan, ada masalah Dylan itu... jadinya
               Tante lupa ngabarin Alice dari jauh-jauh hari.”
                    Aku terdiam. Iya ya, kalau ada masalah seperti itu, siapa yang bakal ingat hal kecil macam
               mengukur badan untuk menjahit baju?
                    “Mmm... nggak papa sih, Tante. Nanti saya ke sana.”
                    “Oke, kalau gitu nanti kalau sudah siap, SMS Vita aja ya, biar dia jemput kamu. Kan dia
               nggak perlu ngukur badan juga, hehe...”
                    Aku  tersenyum.  Iya  dong,  Tante,  Mbak  Vita  kan  pengantinnya,  dia  nggak  perlu  ngukur
               badan untuk penjahitan baju panitia.
                    “Oke, Tante. Saya mau mandi dulu deh kalau gitu.”
                    “LHo, tadi katanya udah mandi?”
                    Wadaw!  Salah  ngomong!  “Ehh...  maksudnya  mandi  lagi,  biar  segar.  Di  sini  panas  banget
               sih...”
                    “Ohh, gitu. Hehe... ya udah, nanti jangan lupa SMS Vita, ya?”
                    “Iya, Tante. Sampai ketemu.”
                    Fiuhh... untung Tante Ana nggak jadi tahu bahwa aku, yang pacar anaknya ini, bener-bener
               baru bangun jam dua belas siang dan belum mandi.

                                                          * * *
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70