Page 175 - Gadis_Rempah
P. 175

itu, Dinda tampak mengobrol santai dengan
            beberapa kru media yang akan meliput acara
            launching.
                Melihat kakak iparnya, Ranti, tengah sibuk
            di dapur, dengan cepat Naning menuju dapur.






                “Arumi ...! Kok  baru datang, sih?” seru
            Dinda begitu melihat Arumi mendekat padanya.
                “Heheh ... iya, maaf,” ucap Arumi malu-
            malu.
                “Oke  deh. Sepuluh menit lagi kita mulai
            launching-nya,” kata Dinda tergesa-gesa.
                Launching kafe rempah berjalan sederhana,
            tetapi meriah. Arumi memotong pita merah
            simbolik  didampingi  ibu  dan  pamannya.
            Bersamaan dengan itu, wangi-wangian dari
            rempah ditaburkan dari lantai dua. Potongan
            kecil daun pandan, melati, dan kenanga. Wangi
            semerbak memenuhi udara.
                Puluhan pengunjung bertepuk tangan.
            Tanpa dikomando, mereka segera mencicipi
            aneka camilan rempah yang tersaji di tiap
            meja. Sebagian pengunjung memilih meracik
            sendiri rempah-rempah untuk dibuat wedang.
            Sebagian lagi hanya berjalan-jalan menikmati
            peta jalur rempah di yang menghiasi salah
            satu dinding dan membaca buku-buku seputar
            rempah yang tersedia di sana. Sebelum pulang,
            pengunjung dipersilakan mengantre untuk


             167  Bab 12 — Dari rempah turun ke hati                                                                          Gadis Rempah  168
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180