Page 178 - Gadis_Rempah
P. 178

mendapatkan segelas wedang rempah  pilihan mereka dan   Arumi tersenyum sambil menepuk lembut bahu
 sekantong biskuit rempah.  sahabatnya itu. “Ya aku justru senang, Din. Aku bahkan
 Naning dan Ranti tampak sibuk menyiapkan menu-menu   selalu berharap kafeku ini menjadi pilihan terbaik sebagai
 di dapur.     tempat memetik kenangan dan kebaikan bagi para keluarga
               dan pasangan,” ucap Arumi dengan kedua mata terpejam
 “Aku belum pernah sesenang ini, Dik,” kata Ranti
               dan kedua tangannya merapat di dada.
 sambil memasukkan biskuit-biskuit di banyak kantong
 kertas.           Dinda hanya tersenyum melihat sahabatnya seperti
 “Maafkan putriku yang sudah merepotkan, Mbak,”  larut dalam mimpi itu.
 ujar Naning juga melakukan hal yang sama.  “Oh ya, sebaiknya ajak ke kebun rempah saja, Din.

 “Sama sekali tidak. Aku justru senang. Dengan begini  Mereka bisa lebih santai menikmati menu di sana. Di
 aku jadi punya kesibukan. Tidak menganggur saja di  sini terlalu ramai dan penuh,” terang Arumi saat kembali
 rumah. Apalagi melihat akrabnya Arumi dan Dinda, dan  membuka matanya.
 betapa manja mereka padaku tadi. Serasa aku jadi punya
                   “Siap. Aku pun berencana begitu.” Dinda segera
 anak sendiri yang selama ini kurindukan, Dik.”
               menemui kakak dan keponakannya. Haikal langsung
 Sambil membungkus kantong-kantong biskuit, Naning   melompat ke pelukan Dinda. Mereka berempat langsung
 melihat wajah bahagia kakak iparnya. Naning semakin  menuju kebun rempah di samping kafe. Kebun itu memang
 merasa begitu banyak hal yang lupa disyukurinya.  disiapkan untuk pengunjung yang lebih suka menikmati
               menu di suasana outdoor. Mereka diizinkan juga memetik
 Sementara itu, Arumi dan Dinda masih sibuk beramah
               rempah di sana. Naning menyiapkan seorang guide  dari
 tamah dengan para pengunjung yang sebagian besar adalah
               salah satu karyawan toko ibunya yang siap mengedukasi
 pelajar dan mahasiswa.
               pengunjung jika ingin tahu banyak tentang rempah.
 “Din, coba lihat itu siapa yang datang?” Arumi
                   “Pagi, Mbak Widya,” sapa Arumi sambil mengulurkan
 mendekat ke Dinda lalu menunjuk sepasang suami istri dan
               tangannya pada Widya.
 seorang bocah yang baru turun dari mobil.
                   “Pagi Arumi. Wah, aku sudah terlambat nih.” Widya
 “Wah ... Mbak Widya, Haikal, dan  ayahnya. Memang dari
               tersenyum menyalaminya.
 tadi aku menunggu-nunggu mereka,“ seru Dinda kegirangan.
 “Suami Mbak Widya sudah pulang kemarin lusa, Arumi.  “Tak apa, Mbak. Silakan dinikmati ya. Santai saja.
 Langsung saja aku undang mereka bertiga ke launching   Anggap rumah sendiri.”
 kafemu ini. Maaf aku malah belum sempat izin ke kamu,  “Siap, Arumi. Sukses selalu untuk kafe Kembang
 Arumi” ujar Dinda sedikit merasa bersalah.  Lawangnya ya!”


 169  Bab 12 — Dari rempah turun ke hati         Gadis Rempah  170
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183