Page 177 - Gadis_Rempah
P. 177

mendapatkan segelas wedang rempah  pilihan mereka dan                               Arumi tersenyum sambil menepuk lembut bahu
            sekantong biskuit rempah.                                                       sahabatnya itu. “Ya aku justru senang, Din. Aku bahkan
                Naning dan Ranti tampak sibuk menyiapkan menu-menu                          selalu berharap kafeku ini menjadi pilihan terbaik sebagai
            di dapur.                                                                       tempat memetik kenangan dan kebaikan bagi para keluarga
                                                                                            dan pasangan,” ucap Arumi dengan kedua mata terpejam
                “Aku belum pernah sesenang ini, Dik,” kata Ranti
                                                                                            dan kedua tangannya merapat di dada.
            sambil memasukkan biskuit-biskuit di banyak kantong
            kertas.                                                                             Dinda hanya tersenyum melihat sahabatnya seperti
                “Maafkan putriku yang sudah merepotkan, Mbak,”                              larut dalam mimpi itu.
            ujar Naning juga melakukan hal yang sama.                                           “Oh ya, sebaiknya ajak ke kebun rempah saja, Din.

                “Sama sekali tidak. Aku justru senang. Dengan begini                        Mereka bisa lebih santai menikmati menu di sana. Di
            aku jadi punya kesibukan. Tidak menganggur saja di                              sini terlalu ramai dan penuh,” terang Arumi saat kembali
            rumah. Apalagi melihat akrabnya Arumi dan Dinda, dan                            membuka matanya.
            betapa manja mereka padaku tadi. Serasa aku jadi punya
                                                                                                “Siap. Aku pun berencana begitu.” Dinda segera
            anak sendiri yang selama ini kurindukan, Dik.”
                                                                                            menemui kakak dan keponakannya. Haikal langsung
                Sambil membungkus kantong-kantong biskuit, Naning                           melompat ke pelukan Dinda. Mereka berempat langsung
            melihat wajah bahagia kakak iparnya. Naning semakin                             menuju kebun rempah di samping kafe. Kebun itu memang
            merasa begitu banyak hal yang lupa disyukurinya.                                disiapkan untuk pengunjung yang lebih suka menikmati
                                                                                            menu di suasana outdoor. Mereka diizinkan juga memetik
                Sementara itu, Arumi dan Dinda masih sibuk beramah
                                                                                            rempah di sana. Naning menyiapkan seorang guide  dari
            tamah dengan para pengunjung yang sebagian besar adalah
                                                                                            salah satu karyawan toko ibunya yang siap mengedukasi
            pelajar dan mahasiswa.
                                                                                            pengunjung jika ingin tahu banyak tentang rempah.
                “Din, coba lihat itu siapa yang datang?” Arumi
                                                                                                “Pagi, Mbak Widya,” sapa Arumi sambil mengulurkan
            mendekat ke Dinda lalu menunjuk sepasang suami istri dan
                                                                                            tangannya pada Widya.
            seorang bocah yang baru turun dari mobil.
                                                                                                “Pagi Arumi. Wah, aku sudah terlambat nih.” Widya
                “Wah ... Mbak Widya, Haikal, dan  ayahnya. Memang dari
                                                                                            tersenyum menyalaminya.
            tadi aku menunggu-nunggu mereka,“ seru Dinda kegirangan.
            “Suami Mbak Widya sudah pulang kemarin lusa, Arumi.                                 “Tak apa, Mbak. Silakan dinikmati ya. Santai saja.
            Langsung saja aku undang mereka bertiga ke launching                            Anggap rumah sendiri.”
            kafemu ini. Maaf aku malah belum sempat izin ke kamu,                               “Siap, Arumi. Sukses selalu untuk kafe Kembang
            Arumi” ujar Dinda sedikit merasa bersalah.                                      Lawangnya ya!”


             169  Bab 12 — Dari rempah turun ke hati                                                                          Gadis Rempah  170
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182