Page 176 - Gadis_Rempah
P. 176

itu, Dinda tampak mengobrol santai dengan
 beberapa kru media yang akan meliput acara
 launching.
 Melihat kakak iparnya, Ranti, tengah sibuk
 di dapur, dengan cepat Naning menuju dapur.






 “Arumi ...! Kok  baru datang, sih?” seru
 Dinda begitu melihat Arumi mendekat padanya.
 “Heheh ... iya, maaf,” ucap Arumi malu-
 malu.
 “Oke  deh. Sepuluh menit lagi kita mulai
 launching-nya,” kata Dinda tergesa-gesa.
 Launching kafe rempah berjalan sederhana,
 tetapi meriah. Arumi memotong pita merah
 simbolik  didampingi  ibu  dan  pamannya.
 Bersamaan dengan itu, wangi-wangian dari
 rempah ditaburkan dari lantai dua. Potongan
 kecil daun pandan, melati, dan kenanga. Wangi
 semerbak memenuhi udara.
 Puluhan pengunjung bertepuk tangan.
 Tanpa dikomando, mereka segera mencicipi
 aneka camilan rempah yang tersaji di tiap
 meja. Sebagian pengunjung memilih meracik
 sendiri rempah-rempah untuk dibuat wedang.
 Sebagian lagi hanya berjalan-jalan menikmati
 peta jalur rempah di yang menghiasi salah
 satu dinding dan membaca buku-buku seputar
 rempah yang tersedia di sana. Sebelum pulang,
 pengunjung dipersilakan mengantre untuk


 167  Bab 12 — Dari rempah turun ke hati         Gadis Rempah  168
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181