Page 477 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 477
di Kota Mekkah, semota Allah melindunginya. Di suatu hari
saya melewati pintu Bani Syaibah. Saya melihat seorant pemudh
yang santat tampan wajahnya sedang meninggal. Saya per-
hatikan wajahnya, maka ia tersenyum kepadaku, 'Wahai Abu
Sa'id, tidakkah kamu tahu bahwa para kekasih Allah itu hidup
walauptrn mereka telah mati. Mereka hanya dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat yartglain."'
Ahmad Al-Jariri bercerita, "Telah sampai kepadaku sebuah
berita bahwa pernah dikatakan kepada Dzun Nun Al-Mishri
ketika dia akan wafat (dalam keadaan ffiu'), 'Wasiatkanlah sesua-
tu kepada kami!'Jawabnya, ']anganlah kamu merepotkan saya.
Sesungguhnya saya sedang mengagumi keindahan kelembutan-
Nyu."'
Berkata Abu Utsman Al-Hiri, "Abu Hafsh pemah dimintai
nasihat ketika akan wafat, 'Nasihatilah kami!'Jawabnya, 'Saya
tidak kuat untuk berbicara.' Namun, beberapa waktu kemudian
ia merasa kuat untuk bicara, lalu saya katakan kepadanya,' Kata-
kanlah, sehingga saya bisa meriwayatkan sesuatu darimu.' Dia
menjawab, 'Patah hati itu menjadikan hati takut untuk b-rbuat
sembrorlo."'
45. M^{RIFAT KEPADA ALLAH
AUah Swt. berfirman:
( rr : .'ulr) 9:\|Y i t t r)s v',
"Dan merelu tidak menghormati Atlah dengan penghormatan
yang semestinya." (QS. Al-An'am: 91)
Diterangkan dalam sebuah tafsir bahwa maksud ayat ter-
sebut adalah: " Merekn tidak bisa berma' rifat."
Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Nabi Saw. bersabda:
t- i/, ,Lvl dG;'oY
1ir i)t'i-,Gi) "-::ir
ra.Lra tLL. ?aLa/.- fu.. S.lL 463
"t