Page 137 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 137
120 | H a d i t s J i b r i l
ِ
ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ْ ْ ناعد ْ َ ِ ْ اذإ ِْ عاَّدلا ْ ْ ةوعد ْ ْ بيجُأ ْ ْ بيرق َ ْ ٍْٓ نّإف َ ْ ْ نِّع ْ يدابع ْ ْ كَ لَأس ْ اذإو َ
ٍٓ
َ
َ َ
ٌ
َ ْ َ
َ
َ َ
َ
َ
ُ
ِ
ِ
َّ
) ٔٛٙ ْ:ةرقبلا( ْ ْ نودشر ي ْ ْ مهلعَ ْ ِْ بِّ ْ ل اونمؤ يْ َ ْ ْ ِ مي ْ ْ و ل اوبيجتسيْ ل ف َ
ُ ُْ
ُ َ َ
ْ ُ َ
َ ُ ُ َْ
ْ
“Dan jika hamba-hamba-ku bertanya kepadamu
(Wahai Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku dekat (bukan dalam pengertian jarak), Aku
kabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia
memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka
memohon terkabulkan doa kepada-Ku dan beriman
kepada-Ku, semoga mereka mendapatkan petunjuk”
(QS. al-Baqarah: 187)
Artinya bahwa seorang yang berdoa tidak akan sia-sia
belaka. Ia pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga
kebaikan; dosa yang diampuni, permintaan yang dikabulkan,
atau mendapatkan kebaikan yang disimpan baginya untuk di
kemudian hari kelak. Semua dari tiga kebaikan ini adalah
merupakan kebaikan baginya. Dengan demikian maka tidak
mutlak bahwa setiap doa yang dipintakan oleh para hamba
pasti dikabulkan oleh Allah. Akan tetapi ada yang dikabulkan
dan ada pula yang tidak dikabulkan. Yang jelas, bahwa setiap
doa yang dipintakan oleh seorang hamba kepada Allah
adalah sebagai kebaikan bagi dirinya sendiri, artinya bukan
sebuah kesia-siaan belaka. Dalam keadaan apapun, seorang
yang berdoa paling tidak akan mendapatkan salah satu dari
kebaikan yang telah kita sebutkan di atas.
d. Allah Pencipta Segala Kebaikan Dan Keburukan
Akidah Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah yang
menciptakan kebaikan dan keburukan. Namun demikian ada