Page 86 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Keempat_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 86

An-Nawawi  dalam  Syarh  Shahih  Muslim  dalam  keterangan
                  hadits cara baiat perempuan berkata: “Pada hadits ini terdapat
                  keterangan  bahwa  suara  perempuan  boleh  didengar  bila
                                                                50
                  dibutuhkan, dan bahwa suaranya bukan aurat” .
                  Ibnu ‘Abidin al-Hanafi mengutip dari kitab al-Qinyah berkata:
                  “Boleh berbicara Yng mubah dengan perempuan asing. Dalam
                  al-Mujtaba  disebutkan:  Pada  hadits  ini  terdapat  dalil  dalam
                  kebolehan berbicara dengan perempuan asing dengan perkataan
                  yang tidak dibutuhkan, hal ini tidak termasuk dalam pengertian
                                                                     51
                  “terjerumus dalam sesuatu yang tidak bermanfa’at” .
                  Dalam  kitab  Asna  al-Mathalib  Syarh  Raudl  at-Thalib,  Syekh
                  Zakariyya  al-Anshari  berkata:  “…kemudian  sesungguhnya
                  suara perempuan bukan aurat menurut pendapat yang paling
                         52
                  benar” .
                  Dengan  demikian,  dengan  penjelasan  ini,  jelas  bahwa  suara
                  perempuan  bukan  aurat,  kecuali  bagi  orang  yang  bersenang-
                  senang  dalam  mendengar  suara  kepadanya,  dalam  keadaan
                  terakhir ini haram.

                  Jika dikatakan: “Bukankah firman Allah:
                              )    32 :بازحٓا( ضرم هبلق في يذلا عمطِف ليقلاب نعضتخ ٘ف

                  (Maka janganlah kalian menurunkan dalam berkata-kata kalian,
                  hingga  menjadi  tamak  (berburuk  sangka)  seseorang  yang
                  didalam hatinya memiliki penyakit).
                  Menunjukan keharaman dalam mendengar suara perempuan?


                         50  Syarh Shahih Muslim (10/13)
                         51  Radd al-Muhtar (5/236)
                         52  Asna al-Mathalib (3/110)

                                                82
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91