Page 162 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 162

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 160

           wilayah  Cordova,  Ibn  Arabi  juga  bertemu  dengan  Imam  agung
           wilayah tersebut yang bernama Syaikh Abu Abdillah al-Farran, juga
           dengan  Syaikh  Abu  Muhammad  Abdullah  al-Qaththan  yang
           dikenal sebagai “shâhib al-futûh” dan seorang pemberani yang tidak
           pernah gentar dalam menegakkan kebenaran        183 .
                  Di Cordova, Ibn Arabi cukup lama sebelum kemudian pada
           tahun 586 H kembali Sevilla dan menetap beberapa saat mengambil
           pelajaran dari Fursyanah al-Zaitunah    184 . Dari sufi perempuan ini Ibn
           Arabi  mendapatkan  banyak  pelajaran  yang  cukup  berpengaruh
           dalam karir tasawufnya. Pada saat yang sama di wilayah Cordova
           tersebut  Ibn  Arabi  juga  mengambil  banyak  pelajaran  dari  Syaikh
           Muhammad  ar-Randi.  Kemudian  pada  tahun  587  H  di  wilayah
           Sabtah  Ibn  Arabi  bertemu  dengan  para  masyâikh  di  masanya  dan
           berkhidmah  kepada  mereka  seperti  Syaikh  Abu  Ishaq  Ibrahim
           Ahmad  al-‘Abasi,  Syaikh  Abu  Muhammad  Abdullah  al-Maluqi,
           Syaikh Abu al-Husain ibn ash-Sha’igh dan lainnya.
                  Setelah  melewati  waktu  yang  cukup  panjang  dalam
           perjalanan ilmiah di tambah dengan berkhidmah kepada beberapa
           masyâyikh  dan  sikap  zuhud  serta  berbagai  riyâdlah  yang  telah  ia
           lewati,  akhirnya  pada  tahun  591  H  Ibn  Arabi  keluar  dari  wilayah
           Andalusia  menuju  sebelah  utara  Afrika.  Dalam  perjalanan  ini  Ibn



           dalam Musthalahât al-Tashawwuf, h. 57.  Pengertian al-hâl secara definitif lihat pula
           as-Sarraj, al-Luma’ dalam Kitâb al-Ahwâl Wa al-Maqâmât, h. 66.
                 183  Ibid, h. 46
                 184  Dalam al-Futûhât, Ibn Arabi menggambarkan bahwa perempuan sufi ini
           adalah  seorang  yang  memiliki  keistimewaan  agung  dalam  al-mu’âmalât  dan  al-
           mukâsyafât,  memiliki  hati  teguh  dan  selalu  menghadirkan  al-khauf  dan  ar-Ridla
           pada  saat  bersamaan  dalam  setiap  keadaannya.  Ibn  Arabi  berkata:  “Dapat
           menghadirkan dua maqam ini (al-khauf dan ar-Ridla) dalam satu waktu bagi kaum
           sufi adalah sesuatu yang luar biasa…”. Lihat Ibn Arabi, al-Futûhât…, j. 1, h. 274
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167