Page 399 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 399

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 397

           materi-materi  akidah  yang  dipelajari  di  berbagai  daerah  di
           Indonesia,  telah  mengutip  kesepakatan  atau  konsensus  ulama
           Ahlussunnah  tentang  Allah  ada  tanpa  tempat.  Simak  ijma’  ulama
           Ahlussunnah  tentang  ini  dalam  berbagai  karya  yang  mengkaji
           firqah-firqah  dalam  Islam,  dalam  pembahasan  karakteristik  ajaran
           Ahlussunnah maka akan banyak kita temui statemen bahwa Allah
           ada  tanpa  tempat  dan  tanpa  arah.  Di  antaranya  perkataan  Imam
           Abu  Manshur  al-Baghdadi  dalam  kitab  al-Farq  Bain  al-Firaq,
           menuliskan:  “Dan  mereka  [Ahlussunnah]  sepakat  bahwa  Allah
           tidak diliputi tempat, dan waktu tidak berlaku pada-Nya, berbeda
           dengan  pendapat  orang-orang  dari  kelompok  Hisyamiyah  dan
           Karamiyah yang berkeyakinan bahwa Allah menempel [bertempat]
           pada arsy”.  395


                 395  Lihat Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farq Bain al-Firaq, h. 256. Secara tidak
           langsung  Pernyataan  beliau  ini  juga  merupakan  bantahan  terhadap  kelompok
           Wahhabiyyah  yang  menyatakan  bahwa  Allah  bersemayam  atau  bertemapat  di
           atas arsy. Pada dasarnya apa yang diyakini oleh kelompok Wahhabiyyah dalam
           masalah ini tidak jauh berbeda dengan kelompok Karamiyah yang dirintis oleh
           Abu Abdillah Muhammad ibn Karam. Kelompok terakhir ini mengatakan bahwa
           Allah  adalah  benda  yang  memiliki  batasan  dan  ukuran  yang  bertempat  di  atas
           ‘arsy. Tentang karakteristik keyakinan kelompok Karamiyah, dalam kitab al-Farq
           Bain al-Firaq lihat pada h. 172.
                 Demikian pula dengan kelompok Hisyamiyah; mereka berkeyakinan bahwa
           Allah  adalah  benda  yang  memiliki  ukuran  dan  batasan,  memiliki  dimensi
           [panjang,  lebar  dan  kedalaman].  Kelompok  terakhir  ini  dinisbatkan  kepada
           pimpinan mereka yang bernama Hisyam ibn al-Hakam; salah seorang pemuka di
           kalangan Syi’ah. Secara luas karakteristik ajaran kelompok Hisyamiyah ini lihat
           pada halaman 44 dari kitab di atas. Lihat pula as-Syahrastani, dalam al-Milal Wa
           al-Nihal, h. 148, dan tentang Karamiyah pada h. 87.
                 Dengan  demikian  apa  yang  diyakini  kaum  Wahhabiyyah  pada  dasarnya
           adalah  kepanjangan  dari  keyakinan  al-Karamiyyah  dan  al-Hisyamiyah.  Mereka
           meyakini  akidah  tajsîm;  keyakinan  keserupaan  Tuhan  dengan  makhluk.
           Walaupun  mereka  menolak  untuk  disamakan  dengan  al-Karamiyyah  atau  al-
   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404