Page 402 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 402
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 400
keyakinan bahwa Allah Maha mengetahui, dan Maha mengatur
bagi segala makhluk-Nya.
Ahlussunnah menjawab kerancuan akidah kelompok-
kelompok tersebut sebagai berikut. Terhadap kelompok pertama,
yaitu kaum al-Hisyamiyyah dan al-Karramiyyah, Ahlussunnah
mengatakan mustahil bagi Allah bertempat dan menempel.
Argumen bagi hal ini adalah karena Allah bukan al-Jauhar (benda
kecil yang tidak dapat dibagi-bagi), juga bukan al-Jism (benda yang
dapat dibagi-bagi). Karena bila Allah sebagai al-Jauhar atau al-Jism
maka berarti Dia memiliki bentuk dan ukuran. Dan bila Allah
memiliki bentuk dan ukuran maka berarti Dia sama dengan
makhluk-makhluk-Nya. Karena notabene seluruh makhluk Allah
pasti memiliki bentuk dan ukuran, baik bentuk besar maupun
bentuk kecil. Dan bila Allah sama dengan makhluk-Nya maka
berarti Dia tidak layak untuk dituhankan.
Terhadap kelompok ke dua dari kaum al-Hululiyyah,
Ahlussunnah mengatakan mustahil antara dua dzat yang berbeda
menjadi bersatu, sebagaimana mustahil antara dua dzat yang sama
menjadi bersatu. Dan jika yang dimaksud oleh kaum al-Hululiyyah
persatuan tersebut adalah antara sifat Allah dengan sifat makhluk,
maka berarti kaum al-Hululiyyah ini telah menetapkan bahwa Allah
hanya sebagai sifat-sifat saja dan tidak memiliki Dzat. Dan jika
mereka menetapkan adanya Dzat bagi Allah, maka jelas sifat-sifat
Dzat tersebut akan selalu tetap dengan Dzat itu sendiri, tidak akan
terpisah. Dengan demikian menjadi jelas tidak mungkin adanya
hulûl dan ittihâd. Baik antara sifat dengan sifat, terlebih antara dzat
dengan dzat.
Kemudian jika yang dimaksud dengan hulûl oleh kaum al-
Hululiyyah adalah bahwa sinar Allah menyatu dengan manusia,

