Page 417 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 417
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 415
makhluk-- (tamtsîl), dan aku menganggap diriku lemah untuk dapat
mengetahui –hakekatnya-- (karena Allah tidak dapat dipikirkan),
serta aku menahan diri sejauh mungkin untuk tidak terjerumus
dalam membahas hal tersebut --dengan akal--”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Imam Ahmad ibn
Hanbal, beliau berkata: “Istawâ sebagaimana Dia (Allah) beritakan --
dalam al-Qur’an--, tidak seperti apa yang terlintas dalam benak
manusia”.
Pernyataan Imam Ahmad ibn Hanbal ini sekaligus
merupakan bantahan atas sebagian pengikutnya yang mengaku
madzhab Hanbali namun berkeyakinan tasybîh dengan
berkeyakinan bahwa Allah bersemayam atau bertempat di atas
‘arsy. Dengan demikian Imam Ahmad ibn Hanbal terbebas dari
keyakinan rusak mereka. Sekalipun mereka mengaku bermadzhab
Hanbali namun pada hakekatnya mereka membawa ajaran-ajaran
baru, tidak memegang teguh madzhab Hanbali.
Demikian pula dengan Imam Abu Hanifah, dalam karyanya
berjudul al-Fiqh al-Akbar beliau berkata: “Barang siapa berkata:
“Saya tidak tahu apakah Allah ada di langit atau ada di bumi”,
maka orang ini telah menjadi kafir”.
Klaim kafir dari Imam Abu Hanifah terhadap orang yang
mengatakan demikian ini adalah karena orang tersebut telah
menetapkan “tempat” bagi Allah. Hanya saja dalam pengakuannya,
orang tersebut tidak mengetahui apakah “tempat Allah” itu berada
di langit ataukah berada di bumi. Dengan demikian menurut
pendapat orang ini Allah adalah benda, yang membutuhkan kepada
makhluk-Nya sendiri untuk bertempat padanya; mungkin di langit
atau mungkin juga di bumi. Oleh karena itu Imam Abu Hanifah