Page 420 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 420
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 418
terjadinya peristiwa kiamat?!. Pengertian “Wa Mâ Ya’lamu
Ta’wîlahu...” (mutasyâbih) dalam kandungan ayat ini ialah isyarat
kepada sesuatu yang disembunyikan oleh Allah (‘Ilm al-Ghaib),
artinya perkara tersebut hanya diketahui oleh Allah saja, tidak oleh
siapapun dari para makhluk. Karena itu dalam ayat lain, yaitu
dalam QS. al-A’raf: 53 Allah berfirman: “Hal Yanzhurûna Illâ
Ta’wîlah...”, artinya; bahwa orang-orang musyrik tidak lain hanya
menunggu hari peristiwa kiamat. Dengan demikian makna “ta’wil”
yang dimaksud dalam QS. Ali ‘Imran: 1 di atas yang hanya
diketahui oleh Allah saja adalah peristiwa terjadinya hari kiamat.
Adapun mutasyâbih yang bukan dalam pengertian ‘ilm al-
ghaib maka ayat-ayat mutasyâbihât apapun dalam al-Qur’an pasti ada
jalan untuk dapat memahaminya. Seseorang tidak dibenarkan
baginya untuk mengatakan bahwa dalam al-Qur’an ada perkara-
perkara yang hanya Allah saja yang mengetahui takwilnya dan
tidak ada celah sedikitpun bagi semua makhluk untuk dapat
memahami perkara-perkara tersebut. Karena perkataan semacam ini
sama saja dengan mengejek dan mencaci maki para nabi dan para
rasul, artinya sama saja dengan mengatakan bahwa para nabi
tersebut tidak mengetahui takwil-takwil tentang sifat-sifat Allah,
dan bahwa para nabi tersebut berdakwah kepada umatnya terhadap
sesuatu yang oleh mereka sendiri tidak mengetahuinya. Bukankah
ini berarti merupakan cacian terhadap mereka?! Padahal dalam al-
Qur’an QS. asy-Syu’ara: 495 Allah berfirman: “Bi lisânin ‘Arabiyyin
Mubîn...”?!, artinya bahwa al-Qur’an dalam bahasa Arab yang
sangat jelas, yang hal tersebut dapat dipahami oleh Nabi
Muhammad dan oleh umatnya. Karena jika dalam al-Qur’an
terdapat perkara yang tidak bisa dipahami oleh nabi sendiri maka
berarti bohong belaka firman Allah yang menyebutkan “Bi lisânin